Penyakit Blast pada Padi
Penyakit blas atau blast merupakan salah satu penyakit utama pada tanaman padi di seluruh dunia. Berbagai negara sudah memiliki data tentang intensitas dan kehilangan hasil padi oleh penyakit blas, sementara di Indonesia belum ada hasil pengujian yang khusus dirancang untuk melihat tingkat intensitas penyakit blas di daerah endemik dan potensi kehilangan hasil yang diakibatkannya.

Penyebab : Penyakit blast atau disebut juga blas pada padi disebabkan oleh cendawan Pyricularia grisea (Cooke) Sacc. (sinonim dengan P. oryzae),
Gejala: Gejala paling nampak yakni menyerang pada daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa.
Bercak pada pelepah daun jarang ditemukan. Bentuk khas dari blas daun adalah bercak belah ketupat dengan kedua ujung yang runcing. Bercak mulanya kecil, berwarna hijau gelap hingga abu-abu kebiru-biruan. Bercak ini ukurannya terus membesar, terutama pada varietas yang rentan dan dalam keadaan yang lembab. Pada bercak yang telah berkembang, bagian tepinya berwarna cokelat sedangkan bagian tengahnya berwarna putih keabu-abuan. Bercak yang telah berkembang penuh mencapai panjang 1,0-1,5 cm dan lebar 0,3-0,5 cm dengan tepian berwarna cokelat.
Bercak pada daun yang rentan tidak membentuk tepian yang jelas. Bercak tersebut dikelilingi oleh warna kuning pucat (halo area), terutama pada lingkungan yang kondusif, seperti keadaan lembab dan ternaungi. Selain itu, perkembangan bercak juga dipengaruhi oleh kerentanan varietas dan umur bercak itu sendiri. Bercak tidak akan berkembang dan tetap seperti titik kecil pada varietas yang tahan. Hal ini karena proses perkembangan konidia jamur Pyricularia grisea dalam jaringan inangnya terhambat. Infeksi pada buku batang menyebabkan bercak berwarna cokelat atau hitam dan batang menjadi patah. Infeksi pada malai menyebabkan blas leher, bercak cokelat pada cabang malai, dan bercak cokelat pada kulit gabah.
Apabila blas leher terjadi pada fase awal akan mengakibatkan malai mati secara prematur, berwarna putih dan kosong secara menyeluruh, sedangkan jika blas leher terjadi pada fase lebih lanjut akan menyebabkan pengisian bulir padi tidak sempurna dan mutu biji menjadi rendah. Infeksi Pyricularia grisea pada kolar daun menimbulkan gejala blas kolar berwarna cokelat. Blas kolar yang terjadi pada daun bendera atau pada daun kedua terakhir dapat menyebabkan pengaruh yang nyata pada produksi padi.
Deskripsi : Pyricularia grisea termasuk ke dalam kelompok Ascomycetes dan bersifat heterotalik. Di alam, cendawan ini hanya ditemukan dalam bentuk aseksualnya, sedangkan bentuk seksualnya yaitu Magnaporthe grisea (Herbert) Barr hanya dihasilkan dari pengkulturan di laboratorium. Secara morfologi, cendawan Pyricularia grisea mempunyai konidia yang berbentuk bulat, lonjong, transparan, dan bersekat dua. Cendawan P. grisea dapat membentuk gejala berupa bercak pada daun padi, buku batang, leher malai, bulir padi, dan kolar daun (daerah pertemuan antara helaian daun dengan pelepah).

Pengendalian :
(1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri, IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir;
(2) Pemberian MOSA GLIO di awal tanam . MOSA GLIO mengandung bahan akti gliocladium sp dan thrichoderma sp mampu mengendalikan perkembangan jamur tular tanah.
(3) Melakukan pencegahan merendam benih dengan BIO-SPF. BIO-SPF ini mengandung mikrobia endofit, eksofit & antagonis, yang secara aktif masuk ke jaringan tanaman. Mengendalikan berbagai macam penyakit dari dalam. Lihat manfaat BIO-SPF untuk perendaman manfaat BIO-SPF untuk perendaman benih.
Masukan Terbaru