Penyakit Kresek Pada Tanaman Padi (Oryza sativa L)

Xanthomonas  Pada Tanaman  Padi (Oryza sativa L)

Nama Penyakit :

Hawar Daun Bakteri atau Bacterial Leaf Blight (BLB) atau disebut penyakit Kresek pada Padi.     

Penyebab Penyakit :

Xanthomonas oryzae pv. oryzae

Morfologi Patogen:

1.Penyakit disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Ishiyama, 1922) Swings et al., 1990.

2.Bakteri berbentuk batang, 0,7 – 2,4 x 0,3 – 0,45 um, tunggal atau berpasangan, berkapsula, tidak membentuk spora, bergerak dengan 1 flagellum (bulu cambuk) yang terletak pada ujung.

3.Terdapat 12 kelompok (patotype) Xanthomonas oryzae yang bervariasi patogenesitasnya. Kelompok I dan II tidak terdapatdi Indonesia. Kelompok III tersebar di Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Jawa dan Bali.Kelompok IV seperti kelompok III tetapi tidak erdapat di Kalimantan dan dianggap kelompok paling virulen.

 

 

 

Gejala Penyakit :

1.Daun yang terserang sakit berwarna hijau kelabu, mengering kemudian berubah menjadi kuning jerami sampai coklat muda. Helaian daun melengkung dan melipat sepanjang ibu tulang daun. Gejala muncul 1 – 2 minggu setelah tanaman padi dipindah dari pesemaian.

2.Gejala hawar daun bakteri (kresek) mudah dibedakan dengan gejala serangan penggererk batang. Serangan hawar daun bakteri  terjadi pada daun yang tua  sedangkan serangan penggerek batang padi pada daun yang muda.

3.Gejala bisa terjadi hanya beberapa daun saja tetapi juga bisa meluas ke upih daun, dan berkembang terus hingga tanaman mati. Tingkat terakhir dari serangan adalah membusuknya tanaman yang disebut dengan ‘hama hama lodoh’.

4.Bila daun dipotong dan diletakkan pada ruangan yang lembab maka dari berkas pembuluh akan mengalir lendir kekuningan yang mengandung jutaan bakteri.

     

Daur Penyakit :

1.Bakteri menginfeksi melalui luka pemotongan pada daun , luka pencabutan pada akar , luka karena serangga, luka karena gesekan daun, dan dapat pula menginfeksi melalui pori air.

2.Cara bertahan bakteri dari musim ke musim belum banyak diketahui, juga tumbuhan inang lain juga belum banyak diketahui. Di Jepang saat musim dingin, bakteri bisa bertahan pada jerami atau tunggul tunggul rumpun padi.

Cara Pengendalian :

1.Pengendalian penyakit Hawar Daun Bakteri/ Kresek   dikendalikan dengan agens hayati BIO SPF dengan bahan aktif Pseudomonas fluorescent, Bacillus polymixa, Bacillus cereus.

2.Untuk perendaman benih satu sendok  (10 gr)  BIO SPF dilarutkan dalam 10 liter air untuk merendam benih selama 12  jam.

3.Selanjutnya aplikasi dilakukan saat tanaman berumur 2 minggu dengan penyemprotan pada pangkal batang rumpun padi. Tiga sendok (33 gr) BIO SPF dicampur dengan 14 liter air dan disemprotkan  pada pangkal batang rumpun padi.Lahan seluas 1000 m2 diperlukan BIO SPF 1 sachet isi 100 gr.

4.Penyemprotan dilakukan pada sore hari agar agens hayati tidak terganggu UV (ulra violet) dari sinar matahari saat pagi dan siang hari.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *