Penggerek Batang Padi Putih (Tryporyza innotata)

Penggerek batang padi putih (Scirpophaga innotata Walker, 1863) adalah ngengat yang termasuk dalam suku Crambidae. Larva hewan ini menjadi hama penting dalam budidaya padi. Gejala yang ditemukan sebelum padi berbunga disebut sebagai sundep dan gejala serangan yang dilakukan setelah malai keluar dikenal sebagai beluk.Penggerek batang padi putih dikenal dengan nama lokal sundeb. Hama ini mempunyai nama ilmiah Scirpophaga innotata walker . Serangga ini sangat tertarik pada cahaya. Pada awal musim hujan, ngengat keluar secara serempak dari populasi prapupa yang berdiapause. Serangga ini memiliki sayap berwarna putih. Panjang tubuh ngengat betina 13 mm sedangkan jantan 11 mm. Ngengat/imagonya dapat hidup selama 4-7 hari dan maksimum 13 hari. Imago betina dapat menghasilkan sebanyak 50-250 telur per kelompok selama 4 hari dengan rata-rata sebanyak 160 telur per hari. Bagian permukaan atas telur tertutupi oleh rambut-rambut halus yang berasal dari bagian ujung abdomen imago betina. Telur-telur tersebut diletakkan di bagian permukaan bawah daun dan akan menetas dalam waktu 5-8 hari. Larva S. innotata berwarna putih kekuningan dengan ukuran panjang maksimal 21 mm. Fase larva berlangsung selama 19-31 hari, kecuali untuk larva yang berdiapause. Larva berkembang di dalam lubang gerekan pada batang padi. Selanjutnya larva instar akhir akan menuju ke bagian pangkal batang dan berpupa selama 6-9 hari. Pada musim kemarau, larva S. innotata instar akhir tidak langsung berpupa, tetapi berdiapause di dalam pangkal batang dan berpupa pada saat awal musim hujan. Di Australia, larva S. innotata berdiapause di dalam tunggul padi dan padi liar (Oryza australiensis) selama periode musim dingin yang kering.


Tanaman Inang ;

Padi sawah, padi gogo.


Gejala Serangan :

  1. Stadia tanaman yang rentan terhadap serangan penggerek batang adalah dari pembibitan sampai membentuk malai.
  2. Gejala serangan saat vase vegetatif disebut “sundep”, titik tumbuh batang padi putus karena penggerek dan mengering seperti jerami.
  3. Pada vase generatif menyebabkan malai yang muncul kering dan hampa yang disebut “beluk”.

 Biologi Hama :

  1. .Telur diletakkan mendatar, kelompok telur umumnya pada permukaan bawah daun pada daun padi bagian atas.
  2. Antara 150 – 250 larva menetas dari kelompok telur pada  awal pagi hari. Larva langsung menggerek pangkal daun dan jaringan. Larva yang  jatuh  kemungkinan terbawa aliran air irigasi dan pindah ke tanaman lain.
  3. Siklus hidup hama 40 – 70 hari.
  4. Ambang ekonomi penggerek batang adalah 10 % anakan terserang, dan ada 4 kelompok telur per rumpun pada fase bunting.

Cara Pengendalian:

  1. Menggunakan varietas tahan, seperti IR, Ciherang, dll
  2. Menggunakan pupuk N sesuai dosis dan tidak berlebihan, serta menambah pemupukan K agar batang padi lebih keras.
  3. Mengumpulkan secara manual kelompok telur seawal mungkin untuk dimusnahkan.
  4. Menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati.
  5. Membakar jerami sisa panen untuk memusnahkan hama dewasa.
  6. Menggunakan parasitoid Trichogramma, Telenomus, atau Anagrus untuk merusak kelompok telur penggerek batang padi.
  7. Membuat perangkap dari cahaya untuk menarik ngengat ini, untuk kemudian dapat disemprot dengan pestisida biologi TOP BN (MOSA BN).
  8. Menggunakan Agens Hayati TOP BN (MOSA BN) yang berabahan aktif Beauveria bassiana dan Nomuraea rileyi. Tiap 30 gr (1/3 sachet) dilarutkan dalam 1 tangki isi 14 liter. Penyemprotan saat pembibitan umur 10 hari setelah sebar (HSS), dan tanaman umur 40 hari setelah tanam (HST). Lahan 1000 m2 diperlukan TOP BN (MOSA BN) 100 – 200 gr atau 1 sampai 2 sachet.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *