Mengatasi Busuk Rimpang Pada Jahe dengan Agen Hayati

Bagian-luar-rimpang-jahe-yang-kena-serangan-penyakit-fusarium-lingkari-merah

Selama ini,  penyakit pada jahe yang menjadi kendala penting dalam peningkatan produksi jahe adalah penyakit layu. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri ralstonia solanacearum.  Namun sejak tahun 2003, penyakit busuk rimpang jahe menjadi momok bagi petani jahe terutama di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.

Berbeda dengan penyakit layu, penyakit busuk rimpang ini yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum f.sp. zingiberi.

Sebenarnya penyakit ini sudah ada sejak lama, tetapi tingkat kerugian akibat penyakit busuk rimpang pada waktu itu tidak sebesar penyakit layu bakteri. Menyebarnya penyakit busuk rimpang ini perlu diperhatikan karena akan mengurangi produksi dan kebutuhan bibit jahe bermutu.

Bagian dalam rimpang jahe yang terkena serangan penyakit fusarium- mengalami pembusukan

Pembusukan rimpang jahe karena serangan parah penyakit fusarium

Kenali Tanda-tandanya Sejak dini

Gejala awal penyakit ditandai dengan menguningnya pinggiran daun dari daun daun terbawah yang secara perlahan seluruh daun akan menguning dan akhirnya seluruh tanaman menguning (Gambar 1A dan 1B). Kemudian daun-daun tertua akan mengering pertama kali, diikuti dengan daun-daun yang lebih muda dan akhirnya batang juga akan mengering. Batang yang mengering masih kuat sehingga sulit dicabut dari rimpangnya dan tidak berbau. Tanaman yang mengering tidak akan jatuh ke tanah. Berbeda dengan tanaman terserang bakteri layu di mana batang tanaman yang mengering mudah tercabut dari rimpangnya dan akan jatuh/ rebah ke tanah dan berbau.

Gejala awal tanaman jahe terkena penyakit busuk rimpang

(Gambar 1-A) Gejala awal tanaman jahe terkena penyakit busuk rimpang

Gejala tanaman jahe terkena penyakit busuk rimpang

(Gambar 1-B)Gejala tanaman jahe terkena penyakit busuk rimpang


Pada rimpang, terlihat jaringan berwarna kecoklatan dari coklat muda sampai coklat tua yang tidak merata pada bagian endodermis maupun cortex . Rimpang yang membusuk akan mengeriput dan mengering . Busuk rimpang oleh bakteri layu adalah busuk basah.

Penyebab dan Daur Penyakit

Penyebab penyakit busuk rimpang adalah jamur Fusarium oxysporum f.sp. zingiberi. Di India dan Hawaii, penyakit busuk rimpang disebut penyakit kuning Fusarium karena gejala tanaman yang menguning. Jamur Fusarium merupakan jamur tular tanah, bertahan dalam tanah dan dalam rimpang dalam bentuk struktur istirahat (klamidospora). Selain terinfeksi oleh jamur yang berada dalam tanah, tanaman dapat juga menjadi sakit karena jamur
yang terbawa bibit tanaman yang diambil dari tanaman sakit. Sumber penularan utama pada pertanaman jahe adalah penanaman rimpang sakit. Jamur berkembang baik pada keadaan suhu panas (15-38°C), udara lembab (87-95%) dan keadaan tanah basah/ becek yang lama karena drainase yang buruk.

Pada kasus budidaya jahe merah organik di salah satu petani di Ngaglik Sleman, penggunaan pupuk kandang yang belum matang menjadi penyebab penyakit busuk rimpang ini. Pupuk kandang yang belum matang rawan menjadi tempat berkembang biaknya jamur fusarium penyebab busuk rimpang ini.

Aplikasi Agens Hayati Thrichoderma sp & Gliocladium sp

untuk pengendalian busuk rimpang

Meluasnya penyakit di beberapa sentra jahe mengindikasikan bahwa umumnya tanah pertanian dan benih rimpang jahe yang digunakan oleh para petani sebagian besar sudah tercemar atau terinfeksi oleh jamur Fasarium oxysporum penyebab penyakit busuk rimpang, sehingga tanah dan rimpang sehat untuk tujuan produksi
jumlahnya sangat terbatas.

Untuk menghentikan penyebaran penyakit busuk rimpang agar tidak lebih meluas, ada beberapa langkah tindakan pencegahan maupun pengendalian, yaitu:

  • Perendaman benih sebelum tanam dengan PGPR

Benih direndam terlebih dahulu dengan Agens Hayati PGPR (Plant Growth Promoting Rizobakter). Agen hayati ini mengandung mikrobia endofit, eksofit & antagonis, yang secara aktif masuk ke jaringan tanaman, mengendalikan berbagai macam penyakit dari dalam. Salah satu PGPR ini adalah BIO-SPF (lihat manfaat BIO-SPF untuk perendaman benih).

  • Pengendalian jamur patogen sebelum tanam dengan Thrichoderma sp & Gliocladium sp

Persiapan lahan agar sangat dianjurkan untuk menekan jamur merugikan ini dalam tanah. Penggunaan agen hayati yang mengandung Thrichoderma sp & Gliocladium sp sangat dianjurkan diberikan pada lahan sebelum tanam.  Salah satu metode paling mudah adalah dengan mencampurkannya pada pupuk kandang. Salah satu agens hayati berbahan Thrichoderma sp & Gliocladium sp ini adalah MOSA GLIO. (Lihat : cara aplikasi agens hayati MOSA GLIO). Campuran ini didiamkan/diperam dulu selama seminggu agar bahan aktif dalam MOSA GLIO berkembang biak secara maksimal. Baru kemudian disebar secara merata pada lahan.

“Penggunaan Agens kedua agens hayati diatas dianjurkan juga diberikan secara rutin minimal 3 bulan sekali agar pengendalian dan pencegahan lebih efektif. Selain itu penggunaana agen hayati ini akan mengembalikan kekayaan mikroorganisme menguntungkan di dalam tanah sehingga lahan semakin lestari.”

  • Perlakukan sterilisasi tanah dengan cara ;

Solarisasi tanah dilakukan dengan tahap-tahap : a) pengolahan tanah dengan membalik tanah, b) membasahi tanah, c) penutupan tanah dengan mulsa plastik (polyethylene) yang transparan (tembus cahaya) yang dibiarkan selama kurang lebih 4-8 minggu. (Lihat; manfaat solarisasi tanah )

  • intercropping, yakni model tumpang sari, salah satunya yang cukup efektif yakni tumpangsari jahe dengan tanaman cabai.
  • Pengendalian penyakit di lapang, yakni jeli melakukan pengamatan di lapangan. Bila menemukan gejala serangan tersebut, sedini mungkin memusnahkan/menyingkirkannya sebelum menjalar ke tanaman yang sehat.

Video contoh aplikasi pengendalian penyakit

Berikut contoh penggunaan Agens Hayati berbahan Thrichoderma sp & Gliocladium sp untuk mengendalikan penyakit busuk rimpang pada jahe, atau yang biasa dikenal sebagai penyakit kuning oleh petani;

 

Mungkin Anda juga menyukai

4 Respon

  1. HERMANUS berkata:

    saya mau pakai super Glio.yang ku lihat di ytub

    • mosamandiri berkata:

      Ya pak Hermanus, mohon maaf baru membalas komentar tersebut. Untuk informasi produk tersebut mohon maaf kami sarankan bisa mencari melalui toko online dengan kata kunci produk tersebut. Hal ini mengingat keterbatasan dari produsen/distributor belum dapat menjangkau sampai ke toko toko/kios pertanian terdekat. demikian informasi kami. semoga membantu

  2. Saparia ginting berkata:

    Obatnya apa busuk rimpang

  3. Lilis berkata:

    Ijin bertanya !
    Apakah Produc ini ada dijual ditoko-toko pertanian diseluruh indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *