Penyakit Sclerotium Pada Tanaman  Jagung (Zea mays L)

Gejala serangan busuk pelepah akibat serangan Sclerotium_rolfsii pada tanaman jagung

Busuk pelepah akibat serangan Sclerotium_rolfsii pada tanaman jagung

Penyakit Sclerotium pada tanaman jagung ini merupakan nama lain dari penyakit busuk pelepah. Selain itu dikenal juga dengan penyakit hawar daun, atau hawar upih.

Penyebab Penyakit : Jamur Sclerotium rolfsii Sacc atau disebut Corticium rolfsii (Sacc.) Curzi.

Morfologi Patogen:

Jamur membentuk  miselium berwarna putih seperti bulu atau kipas pada pelepah daun. Jamur tidak membentuk spora.Miselium berkembang menjadi sklerotium yang semula berwarna putih kemudian berubah menjadi coklat .

Sklerotium terlindung lapisan yang kuat sehingga tahan terhadap suhu tinggi dan kekeringan . Di dalam tanah sklerotium tahan sampai 7 tahun.Saat kering sklerotium berubah menjadi keriput namun bila keadaan lembab akan cepat berkecambah.

Gejala Penyakit :

Pelepah daun muncul bercak berwarna kemerahan kemudian menjadi kelabu, semakin meluas. Gejala busuk pelepah dimulai dari bagian tanaman dekat tanah dan meluas ke atas.

Daur Penyakit :

Tanaman dan tanah yang terinfeksi jamur Sclerotium rolfsii bisa menjadi sumber penyebaran penyakit. Tanaman yang terserang jamur harus dicabut dan di bakar. Sedangkan tanah yang terinfeksi jangan sampai tersebar ke empat lain.

Cara Pengendalian :

Penerapan Bio-Control dengan jamur antagonis berupa Trichoderma harzianum dapat mengendalikan merebaknya perkembangan Sclerotium rolfsii ini.

Hasil peneltian di labolatorium membuktikan, isolat Trichoderma harzianum langsung menyerang miselium dari sclerotia dari Sclerotium rolfsii ini ketika dua jamur tersebut disandingan dalam kultur media tanam. Bentuk responnya adalah Thrichoderma akan melingkari dengan hifa, masuk melalui struktur seperti-haustoria dan masuk dalam hifa sklerotia S. rolfsii. Dalam percobaan rumah kaca, T. harzianum diterapkan dalam bentuk kultur jagung ke tanah yang terinfeksi rolfsii ternyata dapat memberikan kontrol penyakit 76 sampai dengan 88% pada siklus pertumbuhan pertama. Tingkat pengendalian penyakit yang diperoleh meningkat seiring dengan peningkatan jumlah T. harzianum yang diterapkan. T. harzianum secara signifikan mengurangi kejadian busuk akar Sclerotium (76% pengendalian penyakit) dan meningkatkan perakaran

Salah satu bio kontrol yang sudah diformulasi misalnya dengan penggunaan agens hayati MOSA GLIO. MOSA GLIO ini selain memiliki bahan aktif jamur Thrichoderma Harziaum juga berbahan aktif jamur Gliocladium sp.


Sumber :

1..Semangun, H., (2008). Penyakit Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia,Gadjahmada University Press, Yogyakarta., 475 hlm, hal

cropprotectionnetwork.org

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *