Gejala Pertumbuhan Kerdil Karena Akar Gada Pada Sawi / Caisim

Tanaman sawi yang terkena penyakit akar gada karena infeksi jamur Plasmodiophora brassicae akan mengalami pembengkakan di akar dan pertumbuhannya kerdil

Tanaman sawi yang terkena penyakit akar gada karena infeksi jamur Plasmodiophora brassicae akan mengalami pembengkakan di akar dan pertumbuhannya kerdil

Gejala pertumbuhan kerdil pada tanaman sawi dimungkinkan karena serangan jamur Plasmodiophora brassicae. Gejala paling khas adalah apabila perakaran tanaman sawi dicabut akan nampak perakaran yang mengalami pembengkakan. Istilah lain serangan penyakit ini adalah akar gada atau akar pekuk.

Gejala Serangan :

  1. Gejala serangan P. brassicae tampak jelas pada keadaan cuaca panas atau siang hari yang terik. Daun berwarna hijau-biru dan layu seperti kekurangan air, pada malam hari atau pagi hari akan segar kembali. Pertumbuhan tanaman menjadi terhambat hingga kerdil.  Kalau tanaman dicabut, akarnya tampak membengkak seperti berumbi.
  2. P. brassicae menginfeksi tanaman sawi sejak awal tanam (0 – 49 hst). Infeksi patogen akan meningkat pada kondisi tanah yang masam. Penelitian di rumah kaca gejala bengkak pada akar sudah terlihat 10 hari setelah inokulasi.
  3. Akar akar yang terinfeksi jamur akan bereaksi dengan pembelahan dan pembesaran sel membentuk bintil-bintil akar.
  4. Bintil-bintil akar bersatu menjadi pembengkakkan memanjang yang mirip dengan gada.
  5. Rusaknya susunan jaringan akar menyebabkan rusaknya jaringan pengangkutan sehingga pengangkuan air dan hara tanah terganggu.
  6. Tanaman tampak merana, daun daun berwarna hijau kelabu, cepat menjadi layu.
  7. Dalam lingkungan basah, akar akan diserang jasad sekunder sehingga membusuk.

Ciri Fisik Tanaman yang Terkena Penyakit Akar Gada

 

Plasmodiophora Brassicae termasuk jamur tingkat rendah dari kelas Plasmodiophoramycetes. Fase aseksual kelas ini ialah Plasmodium yang berkembang di dalam sel-sel inangnya. Bentuk site umumnya bulat atau agak lonjong berukuran (1,6 x 4,3) – (4,6 x 6,0) mikron, berduri atau berambut pendek. Site-sitenya terlepas antara satu dengan lainnya. Sporangium berdiameter 6,0 – 6,5 mikron. Zoospora berdiameter 1,9 – 3,1 mikron dan mempunyai 2 flagela. Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan jamur penyebab penyakit akar gada ini antara lain kelembaban tanah, suhu, intensitas cahaya, dan kemasaman tanah.
Kelembaban tanah yang tinggi sangat cocok untuk perkecambahan spora istirahat kemudian menginfeksi inangnya. Keadaan tanah yang kering menyebabkan patogen membentuk spora istirahat (dorman). Spora yang istirahat (dorman) tersebut dapat bertahan dalam tanah lebih dari 10 tahun.
Suhu optimum untuk mengadakan infeksi dan perkembangan gejala adalah 20 – 25 C°.  Perkembangan P. brassicae sangat baik pada kondisi tanah masam sedangkan pada tanah alkalin (+ pH 8) perkembangannya terhambat. Penyebaran bibit penyakit (inokulum Plasmodiophora brassicae) dapat terjadi melalui alat-alat pertanian, angin atau air, pupuk kandang yang terkontaminasi karena ternaknya memakan bagian tanaman kubis-kubisan yang terinfeksi patogen tersebut.

Morfologi Patogen :

  1. Jamur membentuk spora tahan berbentuk bulat, hialin, garis tengah dapat mencapai 4 um.
  2. Pada medium yang sesuai spora tahan membengkak menjadi besar , biasanya menjadi satu spora kembara (zoospora) yang muncul melalui satu celah pada dinding sel.
  3. Spora kembara mempunyai 2 bulu cambuk, panjang dan pendek.
  4. Di dalam tanaman badan jamur yang disebut plasmodium selau berada di dalam sel tumbuhan inang.

Siklus Morfologi Patogen yang Menyerang Sawi/Caisim

Daur Penyakit :

  1. Saat akar yang terserang membusuk, spora tahan akar menyebar ke tanah.
  2. Spora bisa bisa berkecambah dan tumbuh, namun juga bisa bertahan didalam tanah hingga waktu 10 tahun walaupun pada lahan tersebut tidak ada tumbuhan inang.
  3. Jamur penyebab penyakit dapat tersebar oleh air drainasi, alat aat pertanian, tanah yang tertiup angin, hewan, dan dibawa bibit.

Cara Pengendalian : 

  1. Menghindari lahan yang pernah terserang akar gada untuk ditanami tanaman Sawi/Caisim dan sejenisnya.
  2. Untuk memutus daur penyakit disarakan untuk melalakukan solarisasi lahan. (Lihat manfaat solarisasi untuk sterilisasi lahan)
  3. Apabila sebelumnya ditanami kubis terserang akar gada maka untuk berikutnya ditanami palawija seperti jagung, atau kedelai atau sayuran yang bukan sejenis.
  4. Pemberian agens Hayati yang berbahan Trichoderma sp dan Gliocladium merupakan antagonis terhadap penyebab penyakit akar gada yang menyebabkan pertumbuhan sawi kerdil tersebut. (Lihat manfaat jamur antagonis untuk pengendalian jamur tular tanah). Salah satu agens hayati yang dimaksud misalnya MOSA GLIO. Agens hayati tersebut diberikan pada media persemaian bibit maupun pada lubang tanam dengan cara ditabur atau dikocorkan. (Lihat ; cara aplikasi agens hayati MOSA GLIO ).

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *