Budidaya Sayuran, Bag I -Budidaya tanaman SAWI atau Caisin (Brassica sinensis. L.)

Budidaya tanaman SAWI atau Caisin (Brassica sinensis. L.)

  1. Syarat tumbuh tanaman sawi

Sawi atau Caisim (Brassica chinensis L.) termasuk famili Brassicaceae, daunnya panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Sawi mengandung pro vitamin A dan asam askorbat yang tinggi.

Jenis Tanah :

Tanaman Sawi cocok ditanam di tanah gembur, banyak mengandung humus, subur dan drainase baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya berkisar antara 6-7 .

Ketinggian Tempat :

Tumbuh baik di dataran rendah sampai dataran tinggi. Sawi hijau lebih baik apabila ditanam di dataran rendah karena perwatannya mudah, sedang sawi putih lebih cocok di dataran tinggi. Dibudidayakan di daerah ketinggian 100 – 500 m dpl.

Iklim:

Baiknya ditanam pada akhir musim penghujan yaitu pada bulan Maret. Apabila ditanam di musim kemarau juga tumbuh dengan baik dengan syarat tercukupi airnya. Tumbuh dengan baik pada suhu panas di dataran rendah dan suhu dingin di dataran tinggi.

  1. Jenis – jenis sawi

Secara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Petani Indonesia di masa lalu hanya mengenal tiga jenis tanaman sawi yang biasa dibudidayakan yaitu sawi putih, sawi hijau dan sawi huma. Sekarang ini masyarakat lebih mengenal caisim alias sawi bakso. Selain itu masih ada pula jenis sawi keriting dan sawi monumen.

Budidaya sawi

  1. Benih.

Kebutuhan benih 700 gr/ha. Jika benih diperoleh dari tanaman sendiri maka tanaman         harus berumur di atas 70 hari dan penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.

  1. Persemaian/Pembibitan.

Sebelum benih disebar, direndam dengan larutan BIO SPF 5 gr dalam 1 liter air selama ± 2 jam. Selanjutnya benih disebar merata pada bedengan persemaian, dengan media semai setebal ± 7 cm dan disiram. Media semai dibuat dari pupuk kandang dan tanah yang telah dihaluskan dengan perbandingan 1 : 1. Benih yang telah disebar ditutup dengan media semai, selanjutnya ditutup dengan daun pisang atau karung goni selama 2 – 3 hari. Bedengan persemaian tersebut sebaiknya diberi naungan.

  1. Persiapan Lahan.

Lahan terlebih dahulu diolah dengan cangkul sedalam 25 –  30 cm supaya gembur, setelah itu dibuat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya adalah 100 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan ± 30 cm. Lahan yang asam (pH rendah) lakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau dolomit.

  1. Penanaman.

Bibit umur 2 – 3 minggu setelah semai, ditanam dalam lubang yang telah disediakan dengan jarak tanam 20 x 20 cm. Jika ada yang tidak tumbuh atau mati perlu penyulaman, yaitu penggantian tanaman dengan tanaman baru.

 

 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *