Budidaya Sawi, Bag II – Pemupukan dan Pengendalian Hama Penyakit Sawi..

 

Pupuk dasar diberikan saat olah tanah sebelum menghaluskan permukaan. Pupuk dasar , berupa pupuk kandang dengan dosis 10 ton/Ha atau pupuk kompos hasil fermentasi dengan dosis 5 ton/Ha.

Selain pupuk dasar berupa pupuk kandang, tanaman Sawi juga perlu  pupuk susulan berupa pupuk unorganik dan pupuk organik. Waktu pemupukan susulan pupuk organik yaitu pada umur 1, 3, 5, 7 minggu sedangkan pemupukan unorganik pada umur  2  minggu setelah pindah tanam.

PUPUK ORGANIK

agritech dan hortech

agritech dan hortech

1.Saat umur 1 dan 3 minggu dilakukan Penyemprotan AGRITECH  ke tanaman dengan dosis 3 tutup / tangki isi 14 liter  dan HORTECH 1 tutup / tangki isi 14 liter.

2.Pada umur 5 dan 7 minggu tanaman disemprot dengan AGRITECH dosis 5 tutup / tanki isi 14 liter dan HORTECH dosis 1-2 tutup / tangki isi 14 liter.

 

PUPUK  UNORGANIK

  1. Saat tanaman di kebun berumur 2 minggu tanaman mulai diberi pupuk unorganik. Pupuk diletakkan di sekeliling tanaman sejauh 5 cm sebanyak 3 gr tiap tanaman .
  2. Tiap 1 Ha lahan membutuhkan 150 kg Urea. Sebelum dilakukan pemupukan, pupuk dicampur dengan MOSA GOLD. Tiap 1 botol MOSA GOLD 500 gr dicampurkan pupuk 15 kg untuk lahan seluas 1000 m2, atau 10 botol MOSA GOLD 500 gr dicampurkan pupuk unorganik 150 kg untuk 1 Ha.

 

  1. Pemeliharaan.

Pada musim kemarau atau di lahan kurang air perlu penyiraman tanaman. Penyiraman ini dilakukan dari awal sampai panen. Penyiangan dilakukan 2 kali atau disesuaikan dengan kondisi gulma. Bila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan.

  1. Pengendalian Organisme Penggangu Tanaman (OPT)

  2. Ulat Plutella ( Plutella maculipennis).

Ulat Plutella menyerang tanaman dengan memakan bagian epidermis / daging daun. Daun yang sering dimakan adalah daun muda sebelah bawah. Bagian yang tidak dimakan adalah tulang daun dan bagian epidermis sebelah atas.

Ulat Plutella sangat merugikan budidaya kobis, kobis bunga, dan brokoli.

Pengendalian hama dilakukan dengan penggunaan agens hayati MOSA BN / TOP BN dengan bahan aktif jamur Beauveria bassiana dan Nomuraea rileyi. Jamur ini bersifat entomopathogenik terhadap hama ulat Plutella.

Aplikasi TOP BN dilakukan pada sore hari. TOP BN 30 gr dilarutkan dengan air untuk  tangki ukuran 14 liter air. Penyemprotan diarahkan ke tubuh hama dengan tujuan agar segera terjadi infeksi pada tubuh hama.

Dosis untuk 1000 m2  diperlukan TOP BN 1 sachet isi 100 gr.

  1. Penyakit Akar Gada (Akar Bengkak, Akar Pekuk, Club Root)..

Penyakit akar Gada didebabkan oleh jamur Plasmodiophora brassicae Wor.

Akar yang terinfeksi mengadakan reaksi dengan pembelahan dan pembesaran sel, yang menyebabkan terjadinya bintil atau kelenjar yang tidak teratur. Rusaknya susunan jaringan akar menyebabkan rusaknya jaringan pengangkutan, sehingga pengangkutan air dan hara tanah terganggu.

Penyakit Akar Gada dikendalikan dengan agens hayati MOSA GLIO / SUPER GLIO dengan bahan akif jamur Gliocladium sp dan Trichoderma harzianum. Pengendalian dilakukan saat sebelum tanam yaitu dipersemaian / pembibitan dan saat awal tanam bersamaan penebaran pupuk kandang.

MOSA GLIO / SUPER GLIO 100 gr dicampur pupuk kandang matang 25 –  50 kg dan diperam selama 7 hari. Selanjutnya campuran di tebar merata di persemaian dan di lubang  tanam saat sebelum tanam.

MOSA GLIO / SUPER GLIO satu sachet isi 100 gr digunakan untuk lahan seluas 1000 m2. Lahan seluas 1 Ha diperlukan agens hayati MOSA GLIO / SUPER GLIO sebanyak 1 sachet.

  1. Penyakit Busuk Basah.

Penyakit busuk basah {soft rot) disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora pv. Carotovora (Jones) Dye.

Gejala  berupa busuk basah berwarna coklat atau kehitaman pada daun, batang dan umbi. Jika kelembaban tinggi jaringan yang sakit tampak kebasahan, berwarna krem atau kecoklatan dan tampak agak berbutir butir halus.

Penyakit busuk basah bakteri dikendakan dangan BIO SPF dengan bahan aktif bakteri Pseudomonas fluorescent . Satu sendok  (10 gr)  BIO SPF dilarutkan dalam 1 lier air untuk merendam benih selama 2  jam.

Selanjutnya aplikasi dilakukan saat tanaman berumur 2 minggu dengan penyiraman / kocor pada pangkal batang. Satu sendok (10 gr) BIO SPF dicampur dengan 20 liter air dan dikocorkan pada pangkal batang untuk 150 tanaman.

Satu sachet BIO SPF berisi 100 gr digunakan untuk tanaman seluas 1000 m2 atau tanaman kobis sebanyak 1500 tanaman.

  1. Becak Daun

Penyebab penyakit becak daun adalah Alternaria brassicae (Berk) Sacc.

Gejala berupa becak becak kecil berwarna kelabu gelap, yang meluas dengan cepat sehingga menjadi becak bulat, dengan garis tengah bisa mencapai 1 cm.

Penyakit becak daun alternaria dikendakan dangan BIO SPF dengan bahan aktif bakteri Pseudomonas fluorescent . Satu sendok  (10 gr)  BIO SPF dilarutkan dalam 1 lier air untuk merendam benih selama 2  jam.

Selanjutnya aplikasi dilakukan saat tanaman berumur 2 minggu dengan penyiraman / kocor pada pangkal batang. Satu sendok (10 gr) BIO SPF dicampur dengan 20 liter air dan dikocorkan pada pangkal batang untuk 150 tanaman.

Satu sachet BIO SPF berisi 100 gr digunakan untuk tanaman seluas 1000 m2 atau tanaman kobis sebanyak 1500 tanaman,

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *