Penyakit Hawar Daun (Late blight) pada Kentang

Penyakit Hawar daun pada kentang ini dikenal juga dengan sebutan penyakit busuk daun kentang.

Nama Penyakit : Busuk Daun Kentang/ Hawar Daun(Late blight)

Tanaman kentang yang terkena penyakit busuk daun

Penyebab Penyakit :

Penyakit Busuk Daun Kentang disebabkan oleh infestans (Mont) d By

Morfologi Patogen :

  1. Jamur mempunyai miselium interseluler, tidak bersekat, mempunyai banyak haustorium.
  2. Konidiofor keluar dari mulut kulit, berkumpul 1 – 5, dengan cabang simpodial, mempunyai bengkakan bengkakan yang khas.
  3. Konidium berbentuk buah pear, 22-32 x 16 -24 um, berinti banyak, 7 – 32. Konidium berkembang secara langsung membenuk hifa, atau secara tidak langsung membentuk spora kembara (zoospora).
  4. Jamur dapat membentuk oospora meskipun agak jarang.

Gejala Serangan :

  1. Daun daun yang sakit mempunyai becak becak nekrotis pada tepi dan ujungnya.
  2. Pada suhu tidak terlalu rendah dan kelembaban cukup tinggi.becak becak tadi akan meluas dengan cepat dan mematikan seluruh daun.Jika cucaca demikian berlangsung lama tanaman di atas tanah akan mati.
  3. Pada cuca kering jumlah becak terbatas, segera mengering dan tidak meluas.
  4. Pada cuaca lembab, sisi daun bagian bawah yang sakit terdapat lapisan kelabu tipis.

Daur Penyakit : 

  1. Jamur dapat mempertahankan diri dari musim ke musim dalam umbi-umbi yang sakit.
  2. Jamur mempunyai banyak tumbuhan inang antara lain: tomat, tembakau,
  3. Jamur dapat dipencarkan oleh angin, ditularkan tanah dan umbi yang terinfeksi

Cara Pengendalian : 

  1. Menghindari lahan yang pernah terserang busuk daun kentang untuk ditanami tanaman yang sama.
  2. Pemberian agens hayati yang berbahan aktif Trichoderma sp dan Gliocladium sp. Salah  satunya dengan agens hayati MOSA GLIO. Pemberian agens hayati MOSA GLIO ini semenjak pembuatan media persemaian bibit dan juga pada saat pennaman pada pada lubang tanam. Dosisnya, 1 sachet MOSA GLIO isi 100 gr di campur pupuk kandang 50 kg hingga merata, dibasahi hingga lembab dan diperam selama seminggu. Tempat menyimpan campuran terjaga dari sinar matahari maupun air hujan.Campuran MOSA GLIO dan pupuk kandang yang sudah jadi digunakan untuk media pembibitan dan dimasukkan ke lubang tanam. Cara lain pemberian MOSA GLIO dapat juga dikocorkan bersamaan  ( Lihat ; Penggunaan MOSA GLIO untuk pengocoran). Kebutuhan MOSA GLIO untuk areal 1000 m2 adalah 1 – 2 sachet  isi 100 gr/sachet.

Pustaka :

Semangun., H.(1989), Penyakit Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia, 1989, Gadjahmada University Press, Yogyakarta, 850 hlm , halaman 113.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *