Kumbang Kelapa (Oryctes Rhinoceros)

kumbang tanduk ( Oryctes rhinocerus ) yang menyerang kelapa sawit

Kumbang tanduk ( Oryctes rhinocerus ), menjadi hama yang menyerang kelapa sawit

Kumbang Tanduk kumbang badak (Lat.: Oryctes rhinocerus)adalah jenis kumbang yang tersebar luas di Asia Tenggara, ke timur samapai pulau Irian, ke utara sampai pulau Formosa. Kumbang dewasa berwarna hitam atau coklat tua.Panjang tubuh 3,5 – 4,5 cm dengan kepala bertanduk. Tanduk kumbang jantan lebih panjang dan melengkung ke belakang, sedangkan tanduk kumbang betina berupa tonjolan. Larva sebesar pisang susu, berwarna putih kelabu, di tutup rambut – rambut coklat dan jarang – jarang. Kepala larva kecil berwarna coklat kemerahan. Makananya empulur batang yang membusuk. Pupa terbungkus bahan yang terbentuk dari tanah serta dari daun – daun dan ranting. Kumbang dewasa menempel pada pucuk daun, menyerap cairan dan merusak jaringan daun yang masih muda. Kumbang ini banyak terdapat pada berbagai jenis pohon palem (Palmae), bertelur pada batang tanaman inang yang membusuk. Kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) merupakan salah satu serangan hama yang  mengakibatkan kematian tanaman kelapa sawit muda hingga 1,0-2,5 persen.

siklus hidup hama kumbang tanduk

siklus hidup hama kumbang tanduk

Gejala Serangan :

Kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) merupakan salah satu hama yang mengakibatkan kematian tanaman kelapa sawit muda dan penurunan produksi sampai dengan kematian. Pada tanaman sawit muda tingkat kematihan mencapai 1 sd 3%.

Umumnya serangan kumbang terdapat pada tanaman ulang (TU) yang kumbangnya berasal dari tanaman itu sendiri. Hama tersebut berkembang melalui batang-batang kelapa sawit yang sedang membusuk. Perkembangannya melalui telur-telur yang terdapat dalam batang-batang busuk itu.

Pada malam hari, kumbang itu menggerek pelepah muda tanaman kelapa sawit dengan panjang lubang gerekan mencapai 4,2 cm. Jika gerekan sampai ke titik tumbuh kemungkinan besar tanaman akan menjadi mati.

Pengendalian :

Macam cara pengendalian uret / kumbang pada budidaya sawit yang dilakukan dan diuji:

  1. Kutip manual / Hand picking pada tanaman muda (TBM / rendah) dengan menggunakan pengait.
  2. Dengan Perangakap Feromon (ATTRACTANT)
  3. Penggunaan Kapur barus untuk mengusir kumbang tanduk
  4. Penggunaan agens hayati Supermeta (MOSA Meta)

Cara aplikasi dengan agen hayati yang dapat dilakukan dengan teknologi ini adalah :

  1. Dicampurkan dalam media pupuk kandang jadi, kompos, dengan memberi kesempatan jamur Metharisium berkembang di media tersebut sekitar 2 minggu sebelum media siap digunakan sebagai pupuk dasar.
  2. Dikocorkan di sekitar perakaran tanaman, pada sore hari.
  3. Disemprotkan pada jalur tanam (guludan) dibawah mulsa untuk menambah jumlah agens hayati di tanah sehingga memperbesar peluang uret bersinggungan langsung dengan spora jamur yang akan menginfeksinya.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *