Penyakit keriting karena serangan tungau pada cabai

Keriting pada cabai karena serangan tungau

Keriting pada cabai karena serangan tungau

Penyakit keriting pada cabai bisa disebabkan oleh hama Tungau. Tungau pada cabai yang menyerang secara luas. Sering bersembunyi dipermukaan daun muda sebelah bawah.

Hama Tungau  : Polyphagotarsonemus latus  Banks. (Acarina : Tarsonematidae)

 Tanaman Inang :

 Cabai, Tomat, Kentang, Tembakau, Karet, Teh.

Gejala Serangan :

Tungau menghisap cairan pada daun muda sehingga tanaman akan menjadi nekrotik, kaku, dan keriting. Pertumbuhan tanaman menjadi terhambat.

Gejala serangan sangat cepat terlihat, yaitu pada hari ke 8 – 10 tanaman  pucuk tanaman menjadi berwarna coklat.

Permukaan daun bergelombang dan terdapat variasi perubahan warna daun yang tidak merata.

Biologi Hama :

Disebut Tungau kuning pada tanaman teh yang menyerang berbagai macam tanaman dan tersebar luas. Sering bersembunyi dipermukaan daun muda sebelah bawah.

Tungau berukuran 0,25 mm, bertubuh halus, mendekati transparan, hijau kekuningan, dengan kaki kurus dan bergerak cepat.

Betina memiliki kaki posterior yang kuat. Stadia nympha berwarna putih ransparan. Telur berdiameter 0.1 mm, diletakkan mendatar dipermukaan daun sebelah bawah.

Siklus hidup terdiri dari empat stadia yaitu telur, larva, nimfa, imago. Dan perkembangannya sangat singkat.Imago betina meletakkan telur antara 30-76 butir, pada permukaan daun selama 8-13 hari. Betina yang tidak kawin akan menghasilkan keturunan jantan semua, sedangkan betina yang kawin akan menghasilkan 4 telur betina dan 1 telur jantan. Telur tidak berwarna, bening, berbentuk elips tipis. Telur diletakkan satu per satu. Larva akan menetas 2-3 hari. Larva berukuran sangat kecil antara 0,1-0,2 mm berbentuk seperti buah pear dan memiliki 3 pasang tungkai. Fase pupa, tungau akan istirahat, bentuknya tidak berbeda dengan fase larva hanya tungkainya menjadi 4 pasang. Imago betina berukuran sekitar 0,2 mm dan tidak berornamen. Ukuran tubuh betina lebih besar dari pada jantan.

Cara Pengendalian :

Membersihkan gulma disekitar tanaman.

Pengendalian dengan agens hayati menggunakan MOSA BN dengan bahan aktif jamur Beauveria bassiana. Penyemprotan dilakukan sore hari dengan dosis 2,5 gram per liter atau 30 gram per tangki isi 14 liter air. Saat dicampur dengan air ditambahkan gula  2 sendok atau Molase.

Penyemprotan dengan insekisida Nabati/Botanik dengan bahan aktif Metilanol 100 g/l. Dosis penyemrotan 1 – 1,5 ml/l atau 10 ml /tangki 14 liter.

Pustaka :

Kalshoven, LGE, 1981, Pest of Crops in Indonesia. Revised and translated by P.A. Van der Laan, University of Amsterdam. PT. Ichtiar Baru-Van Hoeve, Jakarta. 701 hal.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *