Kitolod (Isotoma longiflora)

Kitolod (Kendali, Sangkobak, Kitolod, Kikoréjat) dengan nama latin Hippobroma longifora adalah tumbuhan obat berupa tanaman liar yang banyak ditemukan di Indonesia, khususnya pada habitat yang memiliki kelembaban yang cukup seperti aliran sungai, pematang sawah semak-semak dan lain sebagainya. Walaupun tumbuhan ini memiliki sifat anti-radang, tetapi sayangnya, getah tumbuhan ini beracun.

Morfologi

Kitolod dapat tumbuh mencapai 60 cm, bercabang dari pangkalnya, serta bergetah putih dengan rasa tajam yang beracun. Daunnya tunggal, duduk, helaian daunnya berbentuk lanset, dengan ujungnya yang runcing, dan pangkalnya yang menyempit. Tepi daunnya bergerigi sampai melekuk, dengan panjang daun 5-17 cm, dan berwarna hijau. Bunganya tunggal, tegak, bertangkai panjang, keluar dari ketiak daun, mahkotanya berbentuk bintang, dan berwarna putih. Buahnya termasuk buah kotak, berbentuk lonceng, merunduk, merekah menjadi dua ruang, dengan biji yang banyak. Perbanyakannya dapat dengan biji, setek batang, atau anakan.

Manfaat

Tanaman kitolod adalah salah satu tanaman yang dapat dikembangkan dalam dunia pengobatan, bagian-bagian dari tanaman tersebut dapat mengobati beberapa penyakit seperti daun dan bunga kitolod dapat digunakan sebagai obat glukoma pada mata, katarak, antivirus, sakit gigi, bronkitis, sifilis dan asma, radang tenggorokan, dan antikanker. Selain itu juga, tanaman ini digunakan untuk mengobati penyakit pada iris mata atau konjungtivitas pada mata yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus.
Pada penelitian ini dilakukan standarisasi ekstrak tanaman kitolod dengan menetapkan parameter standar umum ekstrak yaitu parameter spesifik yang meliputi identitas ekstrak, organoleptik ekstrak, senyawa terlarut dalam pelarut tertentu, dan kandungan kimia ekstrak, serta parameter non spesifik meliputi susut pengeringan, bobot jenis, kadar air.

Kandungan penting :

Berdasarkan penelitian Siregar (2012), kandungan dari bunga kitolod adalah alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin.

Alkaloid adalah zat yang dapat menghambat laju pertumbuhan bakteri. Flavonoid adalah salah satu jenis antioksidan dan antibakteri. Saponin merupakan zat yang mampu meningkatkan permeabilitas membran sehingga terjadi hemolisis (pecah) sel. Sedangkan tanin adalah antibakteri.

Kandungan sebagai antibakteri inilah yang kemudian membuat bunga kitolod dijadikan obat tetes mata. Fungsinya untuk membersihkan mata dari bakteri. Namun karena beracun dan sangat berbahaya, tidak boleh diteteskan secara langsung ke mata. Ada cara tersendiri mengubah bunga kitolod menjadi obat tetes mata. Telah banyak terjadi orang yang asal mengambil cairan kitolod lalu meneteskannya ke mata. Yang terjadi, mata bisa infeksi dan bernanah. Bahkan sampai mengancam penglihatan.

Khasiat :

Beberapa penelitian mengenai daun kitolod yang telah dilakukan antara lain, bersifat antibakteri, analgesik, antiinflamasi, dan antikanker. Dapat mengurangi katarak, ektrak kitolod berpotensi dalam menghambat sel Hela atau sel kanker serviks. Selanjutnya ekstrak etanol daun kitolod menunjukan hasil yang baik dalam melawan aktivitas Mycobacterium tuberculosis dengan konsentrasi 10-50 %. Penelitian ektrak herba kitolod, dimanfaatkan sebagai antifungi terhadap Candida albicans.

Diantara khasiat lainnya yakni; obat tetes mata (mata minus, mata plus, glukoma), sakit gigi, radang tenggorokan, antihiperglikemik (penurunan gula darah), antioksidan, mengobati gejala asma dan radang tenggorokan, penyembuhan luka.

Cara penggunaan :

  • Penggunaan daun dan bunga kitolod sendiri dapat digunakan dalam bentuk segar seperti tumbukan, perasan, seduhan, dan rebusan, yang oleh masyarakat daun dan bunga kitolod dimanfaatkan sebagai obat glaukoma pada
    mata, katarak, antivirus, sakit gigi, bronkitis, sifilis, dan asma.
  • Penggunaan tanaman kitolod sendiri dapat digunakan dalam bentuk segar seperti tumbukan, perasan, seduhan dan rebusan. Pengguanaan kitolod sebagai tanaman obat juga dijelaskan oleh Ir. Imelda S Marpaung dkk pada
    bukunya yaitu “Tumbuhan Berkhasiat Untuk Kesehatan”. Pada buku tersebut dijelaskan bahwa penggunaan daun kitolod untuk sakit gigi yaitu dengan menumbuk halus daun kitolod lalu diletakkan pada lubang gigi yang sakit.

Terapi Katarak

  • Caranya sangat mudah dengan mengambil 7 bunga kitolod yang berwarna putih kemudian di rendam pada air bersih atau air mineral sebanyak 250 ml selama 1 hari .
  • Pastikan botol tempat pengisian air rendaman bunga kitolod  sudah bersih dan ada penutupnya sehingga jika di simpan tidak terkena dengan kotoran atau abu)kemudian  teteskan air rendaman bunga kitolod tersebut  pada mata yang rabun dan katarak sebanyak tiga 3 kali tetes  maka mata akan terasa perih karna tetesan air rendaman bunga kitolod tersebut itu tidak apa-apa karna perihnya itu hanya sesaat dan akan hilang sendiri.
  • Perih yang dirasakan pada mata ketika meneteskan air rendaman bunga kitolod adalah reaksi dari getah bunga kitolod tersebut agar mata kita di bersihkan dari kotoran-kotoran sehingga mata rabun dan katarak menjadi sembuh.
  • Sisa air rendaman bunga kitolod bisa kita simpan di dalam kulkas dan bisa kita gunakan lagi  jika kita akan meneteskan lagi pada mata.

Sakit gigi

  • Haluskan 2 lembar daun.
  • Letakkan ramuan pada gigi yang berlubang atau yang sakit.
  • Diamkan selama beberapa menit lalu berkumur.

Kanker

  • Siapkan 3 lembar daun kitolod berikut tangkainya dan 5 gelas air.
  • Rebus bahan hingga tersisa 1-2 gelas dengan api kecil.
  • Minum 1-3 kali sehari hingga ramuan habis dalam sehari.

Simplisia

Serbuk/ ekstrak kitolod dibuat dengan cara mengeringkan daun kitolod, lalu dihaluskan dan diayak. Berikut langkah-langkah membuat simplisia kitolod :

  1. Bersihkan daun kitolod dari kotoran
  2. Cuci daun kitolod dengan air bersih yang mengalir
  3. Tiriskan daun kitolod
  4. Keringkan daun kitolod di suhu kamar atau dengan oven pada suhu 40–50°C
  5. Haluskan daun kitolod yang sudah kering
  6. Ayak daun kitolod yang sudah dihaluskan
  7. Simpan simplisia dalam wadah tertutup rapat

Gambar :

 

Mungkin Anda juga menyukai