Orok-orok

Orok orok ( Crotalaria pallida, crotalaria juncea  )mempunyai nama lokal lainnya; Kekecrekan (Sunda), Telpok (Madura). Orok-orok ditemukan di Indonesia, Sudan, Florida, Puerto Rico, dan Brazil. Serta tersebar luas di daerah tropis dan subtropis di Bangladesh dan India. Tanaman ini telah lama digunakan secara luas di beberapa negara sebagai obat tradisional. Salah satunya di Sulawesi Utara, orok-orok digunakan untuk mengobati kanker. Selain itu, bunganya dimanfaatkan masyarakat Kamboja sebagai sayuran, serta biji yang dipanggang dan digiling digunakan sebagai minuman pengganti kopi.Orok-orok (Crotalaria juncea), dalam perdagangan internasional dikenal sebagai sun hemp atau sunn hemp, termasuk tanaman polong-polongan (Fabaceae/Leguminosae) yang biasa digunakan sebagai tanaman penutup tanah (cover crop) pada tanah-tanah yang belum digarap (bera). Selain itu, orok-orok biasa juga digunakan sebagai pupuk hijau serta hijauan ternak. Sebagaimana banyak legum lainnya, orok-orok bersimbiosis dengan Bakteri nitrogen dan mampu mengikat nitrogen bebas di udara dan merilis kembali ke tanah dalam bentuk hara yang tersedia bagi tumbuhan. Orok-orok juga berpotensi sebagai bahan bakar ramah lingkungan (bio-fuel).

Selain sebagai tanaman penutup tanah, tanaman pupuk hijau, serta tanaman sela (pohon karet dan kelapa) bunga orok orok juga dimakan sebagai sayuran di Kamboja, dimana bijinya dipanggang dan digiling untuk digunakan sebagai sejenis minuman kopi. Akarnya terkadang dikunyah dengan buah pinang di Vietnam. Dalam pengobatan tradisional, tanaman ini digunakan untuk mengobati masalah kencing dan demam, tapal akarnya dioleskan pada pembengkakan persendian, dan ekstrak daunnya diminum untuk mengusir cacingan.

Orok-orok beradaptasi baik di segala jenis tanah dan dapat hidup pada tanah berpasir yang miskin hara. Tumbuh secara alami di tepi sungai, tepi danau, meluas ke hutan, padang rumput, dan tempat sampah dari permukaan laut hingga ketinggian 1.000 m. Tanaman ini tumbuh sangat baik pada tanah dengan drainase baik dan pH antara 5-7,5.

Morfologi

  • Akar tunggang, putih kekuningan.
  • Batang kokoh berbulu dan memiliki alur membujur.
  • Daun majemuk, tangkai daun sepanjang 2-8,5 cm, helai daun 3-13 x 2–5 cm dan berbentuk bulat panjang bulat telur.
  • Bunga majemuk, mahkota berbentuk kupu-kupu, berwarna kuning, sering kali terdapat urat cokelat kemerahan dan tumbuh di atas tumbuhan sepanjang 15-40 cm, masingmasing dengan 20-30 bunga.
  • Buah polong, berukuran 3-5 x 0,6-0,8 cm, berbiji 30-40 berbentuk hati, 3 x 2 mm, mengkilat, berbintik-bintik oker dan abu-abu tua kehijauan atau cokelat.
  • Biji bentuk ginjal, pipih, berukuran 0,5-1 mm dan dalam satu polong berisi puluhan butir biji yang berwarna hitam.

Biji orok-orok mempunyai rasa pahit seperti kopi, warnanya coklat kehitaman. Biki memiliki efek sebagai antiulserogenik dan antiinflamasi (Ashok et al., 2006). Hepatoprotektif (Rahila et al., 2014), antifertilitas (Vijaykumar et al., 2003). antibakterial (Hemendra dan Sushil, 2010), antiobesitas dan hipoglikemik (Rajesh et al., 2014).

Kandungan Bahan Kimia

Kandungan yang terdapat pada orok-orok yaitu; Saponin, flavonoida, polifenol yang terdapat pada daun. Sedagngkan alkaloid, steroid, glikosida, flavon, fenol dan tanin terdapat pada biji.

 

Khasiat

Mengatasi masalah saluran kencing, mengobati luka memar, kanker, obat cacing, obat demam, mengurangi nyeri dan bengkak persendian.

 

Gambar :

Sumber : Kitab Tanaman Obat Nusantara

 

 

Mungkin Anda juga menyukai