Teknis Budidaya Hanjeli Organik Teknologi MMC

Teknis Budidaya Hanjeli/Jali Organik

(Coix lacryma-Jobi L)

Syarat Tumbuh.

Tanaman ini di Jawa Barat disebut Hanjeli sedangkan di Jawa Tengah dan Jawa Timur disebut Jali.

Di Jepang disebut Hatomogi, sedangkan di dunia internasional disebut Job’s Tear (Air Mata Ayub).

Asal  usul tanaman ini tidak diketahui secara pasti namun tanaman ini tersebar luas di Asia Selatan dan Asia Timur. Hanjeli sangat bermanfaat untuk kesehatan karena dapat berfungsi sebagai anti oksidan, kaya protein, dan kalsium.

Hanjeli/Jali tumbuh baik di daerah tropis yang terletak antara 0 – 22⁰ LU hingga 0 – 22⁰ LS. Ketinggian tempat yang cocok yaitu dari dataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian 1000 m. Suhu optimum untuk pertumbuhan ideal yaitu 25 – 35⁰ C.

Komoditas ini mempunyai wilayah adaptasi yang cukup luas mulai lahan subur hingga lahan marginal.Dapat dibudidayakan dilahan tegalan yang kering atau lahan sawah tadah hujan.

Tanah yang cocok untuk tanaman hanjeli yaitu : andosol (berasal dari gunung api), latosol (liat/lempung), grumusol, dan tanah berpasir. Derajat keasaman pH tanah yang baik untuk hanjeli adalah 4,3 – 7,3 dengan drainase yang baik.

Ada beberapa Jenis Hanjeli yaitu : jenis Hanjeli Batu, Hanjei Ketan, dan Hanjeli Beras.

Hanjeli batu butiran yang sudah tua berwarna biru muda, sanga keras, tidak dipakai untuk konsumsi, sering dipakai sebagai manik manik/ gelang.

Hanjeli beras butiran yang sudah tua berwarna coklat muda, setelah dikupas dari biji luar saat dimasak tidak lengket.

Hanjeli ketan butiran yang sudah tua berwarna coklat muda, setelah dikupas dari biji luar saat dimasak bersifat lengket.

Benih Hanjeli yang akan ditanam dipilih dari biji yang sudah tua, bernas, berukura besar besar, dan tidak membawa penyakit.

Benih Hanjeli yang akan ditanam belum terlalu lama disimpan maksimal 3 bulan. Jika disimpan sudah terlalu lama yaitu sekitar 1 tahun maka daya tumbuh sangat menurun.Kebutuhan benih per Ha adalah 10 kg.

Benih direndam dengan larutan BIO-SPF selama 5 menit. Dosis  5  gram (± 1 sendok the ) BIO-SPF dilarutkan dengan 5 liter air. Perendaman ini bertujuan bahan aktif BIO-SPF secara sistemik masuk ke dalam jaringan tanaman semenjak bibit, sehingga mampu bekerja memberikan kekebalan (imunisasi) bagi tanaman.

  1. Olah Tanah

Pengolahan tanah bisa menggunakan cangkul atau menggunakan traktor  untuk proses penggemburan tanah.

Setelah pembajakan pertama pupuk organik bisa diebar merata kemudian digaru, agar pupuk organik dan tanah bisa ercampur.

Pupuk organik padat dapat menggunakan  pupuk kandang atau pupuk bokasi.

  1. Penanaman

Jarak tanam yang digunakan disesuaikan dengan kondisi lahan. Pada kondisi lahan subur sebaiknya digunakan jarak tanam agak lebar dibanding lahan kurang subur. Pada tanah subur pertumbuhan tanaman lebih besar dibanding tanah kurang subur sehingga membutuhkan ruang tumbuh yang lebih lebar.

Buat lubang tanam dengan tugal sedalam 5 cm dengan jarak tanam 75 cm x 50 cm, artinya jarak antar baris 70 cm dan jarak dalam baris 50 cm. Tiap lubang tanam diberi 2 benih Hanjeli.

Tanaman hanjeli merupakan tanaman berumpun. Dalam satu rumpun  dapat  mencapai 25 – 35 anakan dengan ketinggian sekitar 2 m.                   

         

  1. Pemupukan

Pemupukan Dasar. Pemupukan dasar dilakukan pada saat awal / olah lahan. Pemupukan dasar yaitu  dengan pupuk kandang 10 ton / Ha, ditamabah 10 botol MOSA GOLD isi 500 gr untuk lahan seluas 1 hektar.

Pupuk organik padat MOSA GOLD mampu sebagai pembenah tanah, yakni merombak sisa-sisa pupuk kimia yang masih ada dalam tanah sehingga dapat diserap tanaman. MOSA GOLD juga dapat bertahan di tanah kira-kira 6 bulan, sehingga memberikan nutrisi secara bertahap (slow release) ke tanaman.

 Penyemprotan dilakukan saat pagi hari sebelum jam 9, yaitu saat stomata membuka dan dilakukaan pada sisi daun sebelah bawah.

Sehingga kebutuhan pupuk organik untuk budidaya hanjeli  untuk tiap 1.000m² diperlukan 1 botol MOSA GOLD (500 g), 1 sd 2 botol AGRITECH dan 1 sd 2 botol HORTECH (100 ml).

Penyemprotan AGRITECH (5 tutup ) + HORTECH (1 tutup)  pada umur 2 minggu , 4 minggu dan 6 minggu  agar pertumbuhan vegetatif dan generatif lebih optimal.

Penyemprotan dilakukan saat pagi hari sebelum jam 9, yaitu saat stomata membuka dan dilakukaan pada sisi daun sebelah bawah.

Penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 15 hari setelah tanam (HST).  Penyiangan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 28 – 30 hari setelah tanam (HST) pada saat sebelum dilakukan pemupukan kedua.

  1. Irigasi

Irigasi.  Pemberian air atau irigasi dilakukan pada saat musim kemarau.  Pemberian air dilakukan sebelum tanam, 15 hari setelah tanam (HST), 30 hari setelah tanam (HST), 45 hari setelah tanam (HST), 60 hari setelah tanam (HST), dan 75 hari setelah tanam (HST).

  1. Penyiangan dan Pembumbunan.

 Penyiangan bertujuan untuk pengendalian gulma. Penyiangan bisa dilakukan dengan menggunakan cangkul kecil untuk membersihkan rumput hingga bersih sampai akarnya.

Penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam (HST).Saat penyiangan pertama pada baris sebelah kanan dibumbun dengan cara menaikkan tanah ke arah pangkal batang hanjeli. Pembumbunan bertujuan batang hanjeli tidak mudah roboh dan tanah sekitar pangkal batang menjadi gembur.

Penyiangan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 35  hari setelah tanam (HST). Pada saat penyiangan kedua juga dilakukan pembumbunan pada baris sebeah kiri pangkal batang.

Pada dasarnya pengendalian gulma pada tanaman hanjeli paling baik adalah dengan manual yaitu mencabut gulma sampai ke akarnya.

  1. Hama dan Penyakit.

 Hama dan penyakit pada tanaman hanjeli belum banyak dilaporkan karena tanaman ini saat dibudidayakan hampir idak ada organisme pengganggu tanaman yang menyerang.

  1. Uret /Ampal (Lepidiota stigma)

Hama uret menyerang tanaman Hanjeli pada lahan tanah  berpasir / gravel.

Larva memakan akar tanaman hingga akar putus.Tanaman yang diserang bisa mati karena akarnya terputus. Larva/uret tumbuh cepat, saat 2,5 bulan tubuh bisa mencapai 4 cm. Siklus hidup dari telur hingga dewasa  adalah 380 hari.

Serangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat mengakibatkan kematian, karena akar batang dirusak.

Pada tanaman yang sudah tua akan mudah ambruk dan tidak akan berkembang karena pertumbuhannya terhambat. Cara paling mudah adalah mencabut atau menggali tanah di sekitar perakaran tanaman. Apabila diketemukan uret dalam jumlah banyak, dapat dipastikan di lahan tersebut menjadi sarang bagi perkembang biakan uret.

Pengendalian :

Cara Pengendalian dengan agens hayati MOSA META / SUPER META dengan bahan aktif  Metarrhizium anisopliae. 1 sendok (± 30 gr) MOSA META dilarutkan dalam tangki isi 14 liter dan dicampur larutan gula merah cair 5 %. Penyemprotan dilakukan pada larva di daerah potensi sarang. Pada waktu 1 – 2 minggu akan muncul gejala mumifikasi pada larva.

PANEN DAN PASCA PANEN

PANEN
Hasil panen Hanjeli yang normal adalah 2 – 3 ton/Ha. Panen hanjeli dilakukan pada saat biji sudah matang fisiologis, yang ditandai dengan biji telah berisi atau bernas, keras bila ditekan dengan tangan, berwarna coklat muda mengkilap. Pemanenan dilakukan dengan memetik  malai sampai ketiak daun. Tanaman berbunga pada umur 68 – 132 HST, dan biji siap panen/masak fisiologis pada umur 141 – 181 HST.  Rata-rata pemanenan dilakukan pada umur 165 HST.

Pemanenan dilakukan dengan memetik malai, maka perlu dilakukan perontokan , dan dikipas agar butiran bersih dari tangkai. Selanjutnya biji hanjeli dikeringkan hingga benar benar kering dengan kadar air sekitar 13 %

PASCA PANEN

Kegiatan pascapanen meliputi penyosohan pertama, penampian pertama, lalu penyosohan kedua dan penampian kedua. Indeks panen hanjeli yaitu 0,3 – 0,4, aitinya dari 1 kg biji hanjeli dihasilkan 0,3 – 0,4 kg beras hanjeli.

Produk hanjeli bisa berupa beras atau berupa tepung.agar produk dapat berupa tepung maka dilakukan penggilingan menjadi tepung hanjeli.

Proses pasca panen biji hanjeli yaitu meliputi :

  1. Penyosohan pertama
  2. Penampian pertama
  3. Penyosohan kedua
  4. Penampian kedua
  5. Giling menjadi tepung hanjeli.

      

 

 

Mungkin Anda juga menyukai

1 Respon

  1. sofyanto berkata:

    saya tertarik dengan tanaman hanjelinya, dimana bisa saya dapatkan benihnya ? budidaya tanaman organik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *