kliping media

teknologi kincir air yang dapat meningkatkan produksi ikan nila - KR-Aditya kurniawan - kliping KR 18 juni 2019-hal6

Kliping-KR : Budidaya Ikan Nila, Hasilkan Keuntungan Berlipat

SIBUDIKUCIR DITERAPKAN DI SLEMAN

Budidaya Ikan Nila, Hasilkan Keuntungan Berlipat

teknologi kincir air yang dapat meningkatkan produksi ikan nila - KR-Aditya kurniawan - kliping KR 18 juni 2019-hal6SLEMAN (KR) – Guna memenuhi target produksi perikanan budidaya pada 2019 sebesar 95 ton, Dinas Kelautan dan Perikanan DIY melalukan berbagai upaya, salah satunya ialah dengan meningkatkan produksi ikan nila melalui Sistem Budidaya Ikan Nila Dengan Sentuhan Teknologi Kincir Air (Sibudidikucir)di Kabupaten Sleman. (lebih…)

kliping krjogja rabu 19 juni 2019-Lima Inovator Muda UGM Ciptakan Bano Tingkatkan Produktivitas Perikanan

Kliping : Lima Inovator Muda UGM Ciptakan Bano, Tingkatkan Produktivitas Perikanan –

kliping krjogja rabu 19 juni 2019-Lima Inovator Muda UGM Ciptakan Bano Tingkatkan Produktivitas PerikananKRJOGJA.com – Semakin tinggi kadar oksigen dalam air, maka ikan akan semakin aktif bergerak dan lapar. Alhasil, dalam budidaya hal tersebut tentu menguntungkan karena berdampak pada produktivitas dan mempersingkat waktu panen.  Alasan itu yang melandasi lima inovator muda UGM yakni Azellia Alma Shafira (Manajemen 2016), Muhammad Adlan Hawari (Elektronika dan Instrumentasi 2015), dan Fakhrudin Hary Santoso (Perikanan 2015) serta alumni Teknik Mesin 2014 yaitu Katya Dara Ozzilenda Soegiharto dan Ryan Wiratama Bhaskara untuk mengembangkan sebuah alat bernama Banoo. (lebih…)

Kliping - Padi ratun r5 sekali tanam lima kali panen - mongabay-22 juni 2019

Kliping : Padi Ratun R5, Sekali Tanam Lima Kali Panen

 

 

 

Kliping - Padi ratun r5 sekali tanam lima kali panen - mongabay-22 juni 2019

Sawah seluas 12 hektar di kawasan Puspa Agro, Jemundo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mendadak ramai. Panen Padi Ratun R5, yang ditemukan dan dikembangkan oleh Koos Kuntjahjo dan Aswin, bekerja sama dengan PT. Jatim Graha Utama selaku BUMD pengelola Puspa Agro, penyebabnya.

Padi Ratun R5 disebut jenis unggul. Alasannya, memberikan solusi kebutuhan beras, serta mengurangi subsidi pupuk yang selama ini menjadi beban pemerintah daerah di sektor pertanian. (lebih…)

puluhan burung hantu di kediri dilepas untuk basmi tikus sawah

Puluhan burung hantu di Kediri dilepas untuk basmi tikus sawah

puluhan burung hantu di kediri dilepas untuk basmi tikus sawah

Merdeka.com – Hasil panen petani di Kabupaten Kediri banyak yang rusak lantaran serangan tikus. Untuk menanggulangi hama tersebut, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan setempat melepas burung hantu.

“Kami mendapatkan laporan dari mana-mana. Tikus sudah sangat merajalela. Sehingga perlu langkah penanganan,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kediri Widodo Santoso usai menyerahkan bantuan burung hantu atau tito alba kepada petani di Desa Jambu, Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri, Selasa (17/10). (lebih…)

kliping-detikdotcom-selasa 18 mei 2004-Basmi Tikus 100 Ular Sawah Dilepas di Sleman

Basmi Tikus, 100 Ular Sawah Dilepas di Sleman

kliping-detikdotcom-selasa 18 mei 2004-Basmi Tikus 100 Ular Sawah Dilepas di Sleman

kliping-detikdotcom-selasa 18 mei 2004-Basmi Tikus 100 Ular Sawah Dilepas di Sleman

Yogyakarta – Prihatin karena terus-menerus gagal panen akibat diserang hama tikus, sekitar 100 ular sawah jenis phyton dilepaskan di areal persawahan Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Sleman.Acara pelepasan ular sawah sebagai predator alami untuk mengendalikan hama tikus itu hari ini Selasa (18/5/2004) dilakukan oleh Bupati Sleman, Ibnu Subiyanto bersama-sama dengan petani di wilayah Cangkringan. Turut hadir pula Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Sleman Achmad Yulianto. Serangan hama tikus itu tidak hanya menyerang tanaman padi yang telah berbuah saja tetapi batang tanaman padi umur satu bulan pun habis dimakan tikus. (lebih…)

Budidaya Indigofera sebagai alternatif pakan ternak

Budidaya Indigofera sebagai alternatif pakan ternak

Liputan6.com, Jakarta Pakan merupakan komponen penting dalam sistem produksi ternak, karena berkontribusi langsung hingga 70% total terhadap biaya produksi.

Tingginya biaya produksi ternak merupakan akibat sistem penyediaan pakan yang tidak efisien dan mengandalkan pakan konsentrat yang berasal dari biji2an, serealia dan limbah agro industri, yang saat ini penggunaannya semakin luas bukan saja untuk pakan tapi industri lainnya. Konsentrat ini semakin hari semakin mahal dan relatif sulit terjangkau oleh peternakan rakyat. (lebih…)

Kliping - detik finnace- senin 18 april 2016 -muhammad idris - usir hama ini jurus petani bawang berkantong tebal di brebes

Usir Hama, Ini Jurus Petani Bawang Berkantong Tebal di Brebes

Kliping - detik finnace- senin 18 april 2016 -muhammad idris - usir hama ini jurus petani bawang berkantong tebal di brebesBrebes – Jika kebetulan melintas di jalan wilayah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah saat malam hari, maka kerap ditemukan lampu-lampu berjejeran yang di tengah sawah yang yang cukup menarik perhatian.

Lampu-lampu tersebut biasa dipakai petani bawang merah sebagai alat penangkap organisme pengganggu tanaman, dengan di bawahnya diletakkan baskom air yang dicampur minyak kelapa. Cahayanya yang terang saat malam hari menarik hama yang umumnya serangga, masuk ke dalam perangkap.

(lebih…)

kedaulatan rakyat - genjot produksi beras dengan pemupukan berimbang

Genjot Produksi Beras dengan Pemupukan Berimbang

PURWOREJO (KRjogja.com) - Memupuk kegiatan utama dalam pertanian. Tentu usaha menyuburkan tanaman itu bertujuan menghasilkan panen melimpah. Namun seringkali ditemukan, petani mengeluhkan turunnya hasil panen, padahal sudah memupuk tanamannya. Jika dikaitkan dengan pupuk, ada faktor yang paling berpengaruh, yakni dosisnya melebihi aturan. Petani menerapkan metode pemupukan yang tidak berimbang. Pemupukan secara berlebih itu dinilai sebagai warisan kebiasaan lama. Penggunaan pupuk kimia mulai menjadi booming pada akhir dekade 70-an dan awal 1980. Indonesia berhasil surplus beras dan kondisi itu salah satunya karena penggunaan pupuk kimia. Petani terus menggunakan pupuk kimia, padahal tanpa disadari grafik produksi mengalami penurunan. Tetapi bukannya menghentikan pupuk kimia, petani justru menambah dosis. “Itulah yang saya tahu mengapa petani turun-temurun menggunakan pupuk kimia dalam jumlah banyak, khususnya urea,” tutur Setiawan Edi Susanto (43), petani padi di Desa Keponggok Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo, kepada KRjogja.com, Jumat (22/08/2014). Menurutnya, petani senang jika tanaman padi tumbuh subur dengan warna daun hijau cerah. Petani menggunakan urea hingga 300 kilogram untuk setiap hektare sawah. Mereka tidak menyadari tingginya risikonya. “Akhirnya hasil panen memang begitu-begitu saja, satu hektare maksimal hanya 6,5 ton gabah basah. Itupun kalau tanaman selamat dari serangan hama,” ucapnya. Padahal, proses budidaya padi di wilayah pesisir Purworejo tidak pernah luput dari hama dan organisme pengganggu tanaman. Setiawan mengaku pernah mendapat hasil panen jauh lebih rendah dari 6,5 ton. Pelan-pelan, petani di Keponggok mulai sadar jika cara yang selalu mereka terapkan tidak sepenuhnya tepat. Memang belum semuanya terbuka, namun semangat mengubah nasib dengan menerapkan pola budidaya yang tepat semakin menguat. Terlebih setelah tim dari PT Petrokimia Gresik melakukan sosialisasi pemupukan berimbang pada awal tahun 2014. Pemupukan berimbang adalah usaha menyuburkan dengan mencukupi unsur makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman. Unsur makro adalah nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar, yakni nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Sementara unsur mikro sedikit dibutuhkan tanaman seperti besi (Fe) atau brom (Br). Kepala Desa Keponggok Dwi Ari Ambarwati mengemukakan, petani desanya tidak mudah percaya dengan berbagai teori yang diajarkan penyuluh dari perusahaan, bahkan pemerintah. Mereka menganggap ajaran itu isapan jempol jika tidak disertai bukti. “Itulah yang dilihat Petrokimia, sehingga mereka membuat demplot pemupukan berimbang pada lahan seluas 1,3 hektare,” ujarnya. Petani belajar teknik pemupukan berimbang dengan metode 5 : 3 : 2, komposisinya 500 kilogram pupuk organik, 300 phonska dan 200 urea untuk setiap hektare sawah. Tidak hanya soal pemupukan, mereka juga mendapat ilmu penanganan serangan hama dan penyakit tanaman. Tim dari Petrokimia melakukan pendampingan sejak tanam hingga panen. Menurutnya, penerapan metode itu langsung berhasil dengan meningkatnya hasil panen. “Setiap hektare sawah yang dipupuk berimbang menghasilkan 7,2 ton gabah basah. Naik signifikan dibandingkan dengan pemupukan serampangan,” ungkapnya. Petani semakin yakin metode itu memberikan keuntungan secara ekonomi. Selain itu, pemupukan berimbang berdampak positif mengembalikan kesuburan sawah. “Puluhan tahun hanya dipupuk kimia, sawah kehilangan kesuburannya, lumpur jadi dangkal, pertumbuhan tanaman jelek. Petani Keponggok punya mimpi beberapa tahun lagi sawah kembali subur seperti zaman kakek-nenek kami,” paparnya. Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Peternakan Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Kabupaten Purworejo Ir Eko Anang SW mengemukakan, penggunaan pupuk urea berlebih meningkatkan risiko kegagalan panen. Unsur N dalam urea memang membuat tanaman semakin subur, tetapi gabah yang dihasilkan tidak maksimal. Padi juga rentan terserang hama kresek atau bakteri hawar daun. “Jika sudah kena kresek, produktivitas padi dipastikan turun karena hama menyebabkan bulir menjadi gabuk, kosong tidak berisi beras,” tegasnya. Pemupukan berimbang berguna untuk meningkatkan daya tahan tanaman dari serangan penyakit. “Sejak dimulai program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) sekitar tahun 2008, pemerintah dibantu produsen pupuk juga mulai sosialisasi metode pemupukan berimbang,” terangnya. Agar hasilnya semakin optimal, kata Eko Anang, petani boleh mengubah dosis dengan menambah pupuk organik lebih dari lima kuintal. Penggunaan pupuk organik dalam jumlah banyak tidak merusak, justru mempercepat kembalinya kesuburan sawah. Pemupukan berimbang diaplikasikan sejak proses olah tanah dengan menyebar 500 pupuk organik, kemudian dibajak untuk meratakan. Pemupukan kedua dilakukan saat tanaman berumur 14 hari dengan komposisi 300 kilogran Phonska dan 150 kilogram urea. Sisa 50 kilogram urea ditebar ketika padi masuk fase pengisian bulir. Berdasar pengamatan dinas, pemupukan berimbang sudah diterapkan pada kurang lebih 60 persen hamparan sawah di Purworejo. Petani yang menerapkan menikmati hasil dengan meningkatnya panen kurang lebih 20 % - 30 %. Pemerintah tidak akan berhenti melakukan sosialisasi karena masih banyak petani yang belum paham dan memupuk secara berlebih. Selain itu, usaha membuat pupuk organik secara mandiri juga turut dikampanyekan sebagai solusi ketika terjadi kelangkaan pupuk buatan pabrik. Menurutnya, usaha itu bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Stake holder pertanian seperti pihak swasta dan petani harus bersama mendukung pemupukan berimbang. “Kami tidak sendiri karena ada Petrokimia yang membantu sosialisasi dan mengucurkan bantuan. Kampanye itu harus sukses karena Purworejo adalah penyangga beras utama Jawa Tengah,” tandasnya. (Jarot Sarwosambodo)

Pemupukan pada budidaya padi menjadi salah satu metode yang kini mulai dikenal oleh petani. Dengan metode pemupukan ini, diharapkan selain mendongkrak produksi gabah, juga menjaga kelestarian tanah dan lingkungan. Apalagi jika metode pemupukan berimbang ini dibarengi dengan penggunaan pestisida biologi atau agens hayati untuk pengendalian hama dan penyakit. (tim agrokompleks MMC)”

(lebih…)

ayam kampung super baik bentuk maupun hasil dagingnya tak beda dengan ayam kampung biasa

Budidaya Ayam Kampung Super Silangan Induk Super, Panen Sangat Cepat

Kecintaannya pada ternak membawa pada bisnis ternak dengan modal 0% dari kantong. Menyilangkan ayam kampung dengan ayam broiler hasilkan indukan unggul. Beternak ayampun jadi program rumahtangga bertema membiayai sekolah anak sampai lulus kuliah.

ayam kampung super baik bentuk maupun hasil dagingnya tak beda dengan ayam kampung biasa

ayam kampung super baik bentuk maupun hasil dagingnya tak beda dengan ayam kampung biasa

(lebih…)

Brotowali - Tinospora cordifolia

Brotowali Usir Tikus

Brotowali - Tinospora cordifolia

Brotowali – Tinospora cordifolia

Serangan tikus Rattus argentiventer menyebabkan perkebunan padi kehilangan hasil hingga 100%. Sinar, petani padi di Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur, memanfaatkan brotowali untuk mengusir hewan pengerat itu. (lebih…)

Atasi Uret, Jamur Metarhizium anisopliae Tingkatkan Produktivitas Tebu

Atasi Uret, Jamur Metarhizium anisopliae Tingkatkan Produktivitas Tebu

Sumber : ugm.ac.id

Judul : Atasi uret, jamur metarhizium anisopliae tingkatkan produktivitas tebu

Atasi Uret, Jamur Metarhizium anisopliae Tingkatkan Produktivitas Tebu

Atasi Uret, Jamur Metarhizium anisopliae Tingkatkan Produktivitas Tebu

Mempertahankan produktivitas Tebu menjadi permasalahan yang dihadapi banyak petani selama ini. Banyak tanaman Tebu di berbagai daerah diserang hama uret. Atas keprihatinan tersebut, Tim Peneliti Fakultas Pertanian UGM, yang terdiri dari Tri Harjaka, S.P., M.P., Prof. Dr. Ir. Edhi Martono, M.Sc, Dr. Ir. Witjaksono, M.Sc dan Prof. Dr. Ir. Bambang Hendro Sunarminto berhasil mengembangkan Jamur Patogen Serangga (Metarhizium anisopliae) untuk mengatasi hama uret pada tanaman Tebu. (lebih…)

Puluhan Juta Rupiah untuk Lebak dari Jakarta lewat Pepaya California

Puluhan Juta Rupiah untuk Lebak dari Jakarta lewat Pepaya California

kliping-media Sumber : Kompas.com – Kamis, 27 November 2014 | 18:20 WIB

Judul : Puluhan Juta Rupiah untuk Lebak dari Jakarta lewat Pepaya California

healthyfoodstar.com Buah pepaya

Buah pepaya – healthyfoodstar.com

LEBAK, KOMPAS.com — Petani di Kabupaten Lebak, Banten, mempunyai komoditas unggul yang laku dan menguntungkan ketika dijual di Jakarta, yaitu pepaya california. Omzet para petani dari penjualan buah ini ke Jakarta mencapai puluhan juta rupiah per bulan. (lebih…)