Sekilas Cara Beternak Ayam Kampung

Beternak Ayam Kampung

Diberbagai daerah pemberian nama ayam kampung selain berdasarkan nama daerah, juga berdasarkan bentuk dan besar kecilnya ayam tersebut. Berikut beberapa jenis ayam kampung yang berpotensi dikembangkan di Indonesia :

  1. Ayam kedu

Jenis ayam tersebut berasal dari daerah kedu Temanggung Jawa Tengah, ayam kedu terdiri dari dua macam yaitu ayam kedu hitam mempunyai warna bulu hitamdengan balung tunggal berwarna hampir hitam, atau merah, warna kaki hitam. Ayam kedu putih bentuknya sama white leghorn, kaki dan bulu putih, balung tunggal berwarna merah. Ayam kedu cukup potensial sebagai jenis petelur yang baik.

  1. Ayam pelung

Ayam pelung berasal dari daerah cianjur, Jawa Barat. Ayam pelung banyak dikembangkan oleh pehobi sejak tahun 1930. Jenis ayam ini berukuran besar dengan kaki yang sangat panjang, warna bulunya beraneka ragam pada umumnya abu – abu sampai hitam. Pelung jantan sangat digemari masyarakat karena mampu berkokok tinggi dan panjang. Ayam pelung dapat diarahkan sewbagai jenis pedaging.

  1. Ayam nunukan

Jenis ayam ini berasal dari tarakan, Kalimantan Timur. Ukuranya kecil dengan kaki yang pendek, pertumbuhan bulu lebat dan berwarna coklat merah, paruh, kulit dan kaki berwarna kuning dan mempunyai balung ( jengger ) tunggal. Walapun relatip kecil tapi merupakan jenis ayam  petelur yang baik.

  1. Ayam buras biasa

Ayam ini biasa di sebut ayam kampun atau ayam sayur, dengan bentuk dan ciri campuran dari kedu, pelung atau nunukan. Ayam buras mempunyai perenan sebagai penghasil telur dan daging.

  • Beberapa Sistem Pemeliharaan Ayam Kampung 
  1. Sistem pemeliharaan ayam secara tradisional

Sitem pemeliharaan ini biasa dilakukan sebagian besar petani pedesaan dengan sekala pemeliharaan rata-rata 3 ekor induk per petani. Peda pemeliharaan secara tradisional sering terjadi gangguan binatang liar, tingkat kematian ayam dapat mencapai 56 % terutama pada anak ayam sampai umur 6 minggu, produksi telur rendah (47 butir per induk per tahun), walaupun pemanfaatannya cukup berarti bagi petani.

  1. Sistem pemeliharaan secara semi intensif

Pemeliharaan ayam secara semi intensif yaitu dengan penyediaan kandang dan pemisahan anak ayam yang baru menetas dari induknya dengan sekala usaha rata-rata 9 ekor induk per petani. Pakan untuk anak ayam biasanya hanya diberikan sebanyak 25 gram per ekor per hari atau 25 % dari kebutuhan pakan yang dipelihara secara intensif per ekor per hari. Pemeliharaan secara semi intensif tingkat kematian ayam dapat mencapai 34 % terutama pada anak ayam sampai 6 minggu dan produksi telur dapat mencapai 59 butir per ekor per tahun.

  1. Sistem pemeliharaan secara intensif

 

 

Pemeliharaan ayam secara intensif, yaitu dengan mengurung atau memelihara didalam kandang sepanjang hari, dengan sekala usaha rata-rata 18 ekor induk ayam per petani. Pada system pemeliharaan secara intensif ayam betina tidak diberiakan kesempata mengerami telurnya. Telur dieramkan oleh ayam-ayam khusus dipelihara sebagai penetas telur atau ditetaskan dengan mesin penetas telur. Pada pemeliharaan secara intensif ini tingkat kematian mencapai 27 % terutama pada anak ayam sampai umur 6 minggu dan produksi telur dapat mencapai 103 butir per ekor per tahun.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *