hama katimumul pada jagung

Hama Uret   : Putul / Gambrengan / Katimumul pada Jagung

 Tanaman Inang :

Jagung, Padi Gogo, Tebu,Shorgum, Sere.

Gejala Serangan :

 Hama yang menyerang adalah stadium larva yang disebut putul, gambrengan, atau katimumul. Uret hidup diperakaran tanaman dan memakan akar. Selain itu akar kulit pangkal batang juga dimakan.

Akar dimakan habis, daun menjadi layu, menguning, kering dan akhirnya tanaman  mati. Serangan pada jagung, padi gogo bisa parah. Serangan pada tanaman tebu bersifat sporadis dan berada pada area yang sempit.

Biologi Hama :

 Kumbang berwarna merah kecoklatan, panjang tubuh 1,25  – 1,4 cm. Merupakan hama penting pada padi gogo di sekitar Wonosari Gunung Kidul.

Kumbang dewasa terbang setelah ada hujan deras pertama kali pada awal musim penghujan. Tidak berpindah jauh, jantang terbang sekitar 100 cm, betina sekitar 10 m.

Betina hidup sekitar 5 minggu dan berlelur di dalam tanah pada kedalaman 5 – 20 cm. Setelah menetas larva / putul makan humus kemudian makan akar tanaman Padi gogo, jagung, tebu, sereh, sorghum dan rumput, juga kacang dan singkong.

Larva berhenti tumbuh setelah 7 bulan saat akhir musim hujan. Pupa istirahat selama 40 hari. Selanjutnya menjadi pupa dengan bertahan selama 2 bulan. Kumbang muda hidup inaktif dengan beristirahat hingga menunggu musim hujan tiba.

Cara Pengendalian :

 1.Pengendalian secara mekanis pada kumbang dewasa/ imago dilakukan dengan light trap di malam hari saat awal hujan ( awal oktober – pertengahan Desember Cara seperti ini di Gunung kidul disebut nyuluh. Hama kumbang Putul yang terkumpul dicuci kemudian digoreng untuk dikonsumsi. Rsanya guruh karena kaya protein.

2.Pengaturan masa tanam yang tepat akan mendukung keberhasilan pengendalian hama.

3.Cara Pengendalian dengan agens hayati MOSA META dengan bahan aktif  Metarrhizium anisopliae.

MOSA META 100 gram dilarutkan air dalam drum isi 200 liter dan dicampur molase / gula  cair 500 ml. Penyiraman  dilakukan pada larva di daerah potensi sarang.Pada waktu 1 – 2 minggu akan muncul gejala mumifikasi pada larva. Satu sachet MOSA  META isi 100 gram digunakan untuk lahan seluas 1000 m 2. Lahan seluas 1 Ha diperlukan 10 sachet MOSA META.

Satu sachet  / 100 gr MOSA META bisa dicampur dengan pupuk kandang yang sudah matang 50 kg untuk indukan dan diperam selama 2 minggu agar spora lebih berkembang dan aktif. Pupuk kandang indukan 50 kg bisa dicampur dengan pupuk kandang  1 ton untuk luas lahan 1000 m2. Aplikasi disebar merata pada daerah perakaran tanaman.

Pustaka :

1.Kalshoven, LGE, Pest of Crops in Indonesia, Jakarta, 1981, 701 p, halaman  479.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *