Gliocladium Selamatkan Panen dari Serangan Jamur Merugikan

Layu Fusarium merupakan momok bagi pelaku agribisnis. Jamur patongen ini sering menyerang  komoditas cabai, tomat dan keluarga terong-terongan lainnya. Sekarang, Tetapi, penyakit ini sebenarnya bisa diantisiasi dengan musuh alami dari sejenis jamur juga. Penggunaan Jamur Antagonis Gliocladium sp dan Thrichoderma sp terbukti sering menyelamatkan panen dari serangan layu fusarium dan beberapa jenis jamur merugikan lainnya.

Tanaman cabai terkena penyakit layu fusarium

cabe kena penyakit layu fusarium

Pencegahan dan penyembuhan berbagai jenis tanaman   bisa menggunakan musuh alami penyakit yang diidap tanaman. Dalam pertanian dikenal adanya istilah Agen Hayati, yakni musuh alami penyakit tanaman diantaranya Pseudomonas fluorescens, Gliocladium dan Trichoderma. Mikroba antagonis tersebut terbukti sangat ampuh mencegah dan melawan penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh beberapa jenis mikroba musuhnya. Namanya antagonis, sifatnya pasti akan berlawanan.

“Karena tingginya resiko serangan penyakit, di kalanan petani cabai terkenal sebagai tanaman tersulit . Namun dengan dengan mikrobia antagonis ini, cukup ampuh mencegah beberapa penyakit tanaman. Termasuk fusarium pada tanaman cabai yang selama ini agak sulit ditangani,” ungkap Sapto Ciptanto SP, konsultan hama dan penyakit tanaman dari mosa mandiri.

Selain itu, penggunaan agens hayati ini sangat ramah lingkungan. Karena tidak meninggalkan residu seperti yang biasanya ditimbulkan oleh bahan-bahan kimia.

Cabai bapak tarjo dan manto sanggoledo kab bengkayang

Cabai bapak tarjo dan manto sanggoledo kab bengkayang Kalbar

Sanggauledo terletak sekitar 20an km dari ibukota Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Berbeda dengan sebagaian besar jenis tanah di kalimantan, wilayah tersebut tidak berupa lahan gambut, tetapi memiliki jenis tanah lempung. sebagian besar petani disana membudidayakan holtikultura, termasuk cabai dan tomat.

Di daerah tersebut penggunaan agens hayati Superglio (MOSA Glio) pada budidaya tanaman hortikultura sudah menjadi pegaman wajib tiap petani. Sebelum dikenalnya agens hayati Superglio (MOSA Glio), Penyakit layu fusarium adalah penyakit langganan. Biasanya akan memakan biaya yang tidak sedikit untuk mencegah layu fusarium. Dengan demikian keuntungan semakin berkurang.

Pada budidaya cabai, serangan ditandai dengan menguningnya tajuk cabai. Selain itu Tulang daun sebelah atas memucat, tangkainya menunduk. Di pangkal batang, dekat akar, kalau ditoreh, tampaklah cincin cokelat kehitaman diikuti busuk basah pada pembuluh.

Yang lebih mengerikan, pada serangan parah, sebagai contoh apabila pagi kena maka sore sudah rusak semua. Di situlah letak momoknya. Pada saat musim penghujan, yakni pada saat kelembabannya tinggi, kondisi seperti itulah yang sangat mudah memicu timbulnya jamur. Serangan fusarium sering membuat petani stress dan hilangan kesabaran.

Menariknya, sebagai makhluk hidup Agens Hayati ini mempunyai beberapa keunggulan diantaranya. Diantaranya selektivitas tinggi, tersedia di alam dan mampu berkembang serta menyebar sendiri atau dengan bantuan perantara.

Cara kerja Gliocladium adalah dengan memproduksi metabolit yang berfungsi sebagai anticendawan yang mengandung gliotoxin dan viridin, antibakteri atau phytotoxin. Gliocladium dalam mekanisme serangannya tidak langsung mempenetrasi inangnya tetapi dengan cara menghasilkan antifungal dan fitotoksin yaitu gliotoksin dan viridin, sehingga proses pembusukan berjalan lebih lambat.

Gliocladium dari dalam tanah akan membuat lingkungan dan ekologi sekitar tanah menjadi lebih tahan terhadap perkembangbiakan patogen, penyakit. Serta dapat melemahkan serangan patogen lainnya.

“Gliocladium yang terkandung dalam Superglio (MOSA GLIO) ternyata juga mampu meningkatkan hasil tanaman, karena memiliki fungsi dekomposer. Berbeda dengan dekomposer yang dihasilkan dari bakteri, dekomposer dari jamur ini memiliki keunggulan untuk mencegah dan mengendalikan penyakit tanaman. Kompos yang telah ditambahkan jamur ini secara otomatis akan berperan juga sebagai kompos plus, karena kemampuannya dalam menangkal tumbuhnya jamur lain yang merugikan” ungkap Bpk Iwan S Laksono, praktisi budidaya tanaman pangan Bandung.

Dengan demikian, gliocladium ini berperan sebagai biofungisida, antijamur biologis. Karena sistem kerjanya kan memang menggunakan prinsip-prinsip kerja biologis yang tentu ramah lingkungan.

Bertanam Cabe, Tetap Sangat Menguntungkan

Peluang usaha pembudidayaan cabai dan tomat menjadi pilihan utama karena nilai ekonominya yang menjanjikan bagai pak Tarjo dan kawan kawan sesama petani. Selain cabai dan tomat harganya stabil di Sanggoledo, juga berpeluang untuk dijual di wilayah malaysia karena letaknya yang cukup dekat dengan perbatasan malayasia. Sehingga keuntungannya bisa lebih berlipat. Dengan pemanfaatan agens hayati Superglio (MOSA Glio) ini, panen cabe relatif aman dan bisa segera panen untung.

persiapan media pembibitan cabai

persiapan media penyemaian cabe

Penggunaan Superglio (MOSA Glio) yang dilakukan Pak Tarjo ini cukup sederhana. Pertama, Superglio (MOSA Glio) paling baik dikocor sore hari. Kedua, campurkan 25 kg pupuk kandang dengan 1 sachet Superglio (MOSA Glio) selama 1 minggu. Campuran tersebut sebagai master dan sangat baik untuk dicampurkan pada penyemaian benih sehingga kuat terhadap serangan penyakit. Dengan teknik ini, berarti sudah menangkal kemungkinan-kemungkinan serangan fusarium dan jamur-jamur penyakit lainnya. (tim agrokomplek MMC)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *