Ganoderma
Ganoderma adalah sejenis cendawan berukuran besar yang merupakan penyebab penyakit pada . Penyakit Ganoderma ( Akar Merah)
Ganoderma adalah cendawan atau jamur yang dikelompokan sebagai jamur sejati. Dinding sel Ganoderma terdiri atas kitin, namun sel nya tidak memiliki klorofil. Ganoderma mendapatkan makanan secara heterotrof yaitu dengan mengambil makanan dari bahan organik di sekitar tempat tumbuhnya. Jamur Ganoderma termasuk dalam soil borne fungi (jamur terbawa tanah), memiliki sifat saprofit dan parasit tumbuhan. Sifat yang dimiliki Jamur
Ganoderma menjadi menarik karena dua peran yang saling bertentangan, yaitu merugikan namun sekaligus menguntungkan. Sebagai patogen tumbuhan, Jamur Ganoderma dapat menyebabkan busuk akar dan batang pada tumbuhan tahunan maupun kehutanan, sehingga menyebabkan kerugian. Sebagai saprofit, Jamur Ganoderma telah lama digunakan sebagai bahan obat bagi kesehatan manusia.
Tanaman Inang : Mangium (Acacia mangium), Sengon (Albizia sp.), Sonokeling (Dalbergia latifolia). dll
Nama & Penyebab Penyakit :
Ganoderma pseudoferreum (Wakef.)
Morfologi Patogen :
Miselium jamur Ganoderma pseudoferreum mula mula berwarna putih krem setelah tua berwarna merah sampai hitam. Miselium menyelimuti akar akar yang sakit.
Tubuh buah terdapat dipangkal batang pada tanaman yang sudah mati. Tubuh buah jamur berbentuk kipas tebal, berwarna coklat tua dengan tepi putih.
Pada permukaan bawah tubuh buah terdapat pori. Saat masih muda permukaan bawah tubuh buah berwarna putih, setelah mengering berwarna berwarna kelabu.
Tubuh buah yang menempel pada pangkal batang bisa mencapai ukuran besar.
Ganoderma pseudoferreum
Gejala Penyakit :
Daun daun menjadi pucat, gugur, sehingga tanaman menjadi gundul dan mati. Akar akar membusuk dan banyak air. Pada permukaannya terdapat miselium atau lapisan jamur yang berwarna merah sampai hitam.
Saat tanaman sudah mati muncul tubuh buah yang menempel pada pangkal batang. Tubuh buah berbentuk kipas tebal berwarna coklat dengan tepi putih.
Daur Penyakit :
Apabila suatu hamparan lahan pernah terkena serangan jamur akar merah maka tanaman berikutnya sangat mungkin tertular. Walaupun bibit tanaman sudah bebas dari patogen jamur tetap bisa tertular penyakit karena pada lahan tersebut sebelumnya terdapat serangan jamur akar merah.
Penyakit jamur akar merah juga bisa menular dengan kontak antara akar yang sakit dengan akar yang sehat.
Cara Pengendalian:
Penggunaan agens hayati MOSA GLIO dengan bahan aktif Gliocladium sp dan Trichoderma harzianum sangat nyata dalam menekan laju infeksi penyakit akar merah / Ganoderma sp. Perlakukan pada pembibitan dan tanaman di lahan dengan MOSA GLIO adalah cara yang efektif dan efisien mengendalikan penyakit akar merah.
Cara aplikasi pertama :
Satu sachet MOSA GLIO isi 100 gr dicampur dengan 50 kg pupuk kandang yang sudah matangkemudian diperam selama satu minggu di tempat yang teduh dan terlindung dari hujan.
Campuran pupuk kandang dengan MOSA GLIO sebanyak 50 kg digunakan untuk 15 tanaman atau lahan seluas 1000 m2. Campuran pupuk kandang dan MOSA GLIO ditebar disekeliing batang dengan cara membuat paliran tempat menebar kemudian ditutup lagi dengan tanah. Tiap tanaman diberikan 3,3 kg campuran.
Cara aplikasi kedua:
Satu sachet MOSA GLIO isi 100 gr dicampur dengan 150 liter air. Larutan 150 liter bisa digunakan untuk 15 tanaman. Tiap batang diberi larutan 10 liter air.
Pengocoran dilakukan merata di daerah perakaran dengan jarak radius 1- 2 meter dari batang. Sehingga kebutuhan campuran ini kira-kira 10 liter per batang.
Tindakan pengocoran ini bisa diulangi tiap 4 bulan pada tahun pertama, untuk tahun selanjutnya frekuensi aplikasi bisa dikurangi, karena jamur Trichoderma harzianum dan Gliocladium sp kemungkinan sudah banyak memperbanyak didi di dalam tanah.
Pustaka :
- Semangun., H.(1989), Penyakit Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia, 1989, Gadjahmada University Press, Yogyakarta, 850 hlm , halaman 778.
- Nurhidayati dan Mulyanto, (2004), Pengamatan Awal Serangan Penyakit Akar Merah Pada Kebun Benih SemaiAcacia mangium Generasi Pertama di Wonogiri, Jurnal Penelitian Hutan Vol 1 No.2. Pusat Penetitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan, Yogyakarta.
Masukan Terbaru