Pedoman Budidaya Singkong (Manihot Utilissima)

budidaya ubi kayu model monokulturSingkong sangat cocok dikembangkan di iklim yang mempunyai curah hujan sedang  sampai tinggi  (1.500 – 2.500 mm/tahun). Untuk kelembaban udara yang optimal antara 60 sd 65%, sinar matahari sekitar 10 jam/hari dan suhu udara minimal 10o C.

Lahan yang ideal untuk budidaya singkong ini mempunyai stuktur tanah yang remah, tidak teralalu liat & tidak terlalu porous dan kaya akan bahan organik. Sedangkan jenis tanah yang ideal mempunyai pH 5,8 namun juga bisa dibudidayakan di jenis tanah lainnya yang mempunyai pH tanah berkisar4,5 -8.

Penyiapan Lahan untuk Budidaya Singkong

Pengolahan tanah paling baik dilakukan pada saat awal musim penghujan ( 2 – 3 minggu setelah hujan pertama turun), agar  kondisi tanah cukup lembab dan mudah diolah. Ada beberapa tahap pengolahan tanah yang harus dilalui:

  1. Tanah digemburkan, bisa dicangkul/dibajak untuk areal yang luas dengan kedalaman 60 cm.
  2. Taburkan pupuk organik (kandang/kompos) pada tanah yang telah dibajak dengan dosis 15 – 20 ton /ha.
  3. Tabur/semprot lahan yang telah diratakan dengan pupuk kompos/kandang dengan larutan MOSA GOLD dan AGRITECH masing-masing 10 botol per Ha, yang telah dilarutkan dahulu dalam air secukupnya.

Sistem Tanam untuk Budidaya Monokultur

Ubi kayu ditanam dengan jarak tanam 80 x 70 cm atau 100 x 70 cm, tergantung varietas. Bila varietas yang ditanam cabangnya melebar, perlu digunakan jarak tanam yang lebih lebar. Dengan jarak tanam ini populasi secara umum mencapai 13.000 sampai 17.000 tanaman per hektar tergantung jenis bibit tanam.  Untuk Jenis singkong gajah dan Darul Hidayah jarak tanam ideal adalah 1 x 2 meter.

Lihat : jenis-jenis bibit singkong dan jarak tanam yang dianjurkan.

Sistem Tanam Budidaya Tumpang Sari Baris Ganda

Ada dua macam sistem tumpang sari baris ganda yang umum dilakukan, yakni ;

a. Tanam Double Row 2 meter

Ubi kayu ditanam tumpang sari dengan kacang-kacangan atau jagung satu musim. Digunakan jarak tanam (100 x 50) x 200cm. Jarak 100 x 50 cm adalah jarak tanam dalam baris ganda (50 cm adalah jarak dalam barisan dan 100 cm adalah jarak antar barisan), sedangkan 200 cm adalah jarak antar baris ganda.

b. Jarak Tanam Double Row 4 meter

Ubi kayu ditanam tumpang sari dengan kacang-kacangan atau jagung selama dua musim berturut – turut ( 2 kali tanam), maka jarak tanam antar baris ganda diperlebar menjadi 400 cm. Jarak tanam menjadi (100 x 50 cm) x 400 cm.

Dengan jarak tanam ini, populasi ubi kayu hanya 8.000 tanaman/ ha, atau sekitar 60 % daripopulasipadatanamanmonokultur.

Penyiapan Bibit Untuk Budidaya Singkong

Lihat artikel : jenis-jenis bibit unggul tanaman ubi kayu /singkong

  • Bibit ketela pohon harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1) Berasal dari tanaman induk yang cukup tua (10-12 bulan).

2) Pertumbuhan normal, sehat dan seragam.

3) Batang telah berkayu, diameter > 2,5 cm dan lurus.

4) Batang tersebut belum ditumbuhi tunas-tunas baru.

  • Potong bibit singkong 25 cm dan sisakaan 2 mata tunas bagian atas
  • Rendam bibit singkong dalam larutan BIO SPF dan AGRITECH dengan dosis   masing masing10 gr BIO SPF/liter air dan 5cc AGRITECH/liter air selama 1 jam.
  • Tanam bibit singkong  dengan kedalaman maksimal 10 cm bagian / 30% bagian yang tertancap / dibenamkan ke dalam tanah.
  • Semprot/kocor tiap 2-3 bulan dengan AGRITECH dosis 5 tutup per tanki 14 lt, pemakaian AGRITECH bisa ditambah dengan HORTECH dosis 1-2 tutup per tanki untuk memaksimalkan hasilnya.

Pemupukan Pada Budidaya Singkong

Waktu dan dosis pemupukan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

pemupukan singkongAplikasi pupuk hendaknya dilakukan pada saat kondisi tanah lembab dan tidak kering terutama aplikasi pupuk urea dan starter mikro, agar pupuk dapat diserap optimal oleh tanaman. Aplikasi KNO3 (Kalium nitrat) dapat dilakukan sebagai pengganti pupuk Urea dan KCI, Aplikasinya dilakukan di bulan ke 3 dan 5, dengan dosis sama dengan dosis total kedua pupuk diatas.

Perawatan pada Budidaya Singkong

Tanaman singkong pada dasarnya hanya memerlukan 5 macam perawatan, yaitu;

  1. Penyulaman. Bibit yang mati/abnormal harus dicabut dan diganti dengan bibit baru. Penyulaman dilakukan pada minggu ke-1/ke-2 setelah tanam, lakukan pada pagi/sore hari ketika cuaca tidak terlalu panas. Rotasinya 1 x tiap periode tanam.
  2. Penyiangan. Pengendalian gulma dilakukan pada bulan ke-1, ke-3, dan ke-6, sebelum aplikasi pupuk.
  3. Pembubunan. Dilakukan untuk menggemburkan tanah di sekitar tanaman, sambil memperbaiki bedengan/guludan yang ada, bila tanah disekitar tanaman terkikis terkena hujan sehingga perlu dilakukan pembubunan agar akar tidak kelihatan. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan sehingga menghemat biaya. Pantangan dalam budidaya tanaman berumbi, akar sama sekali tidak boleh kelihatan ! Pembubunan dilakukan di bln ke-3 sebelum aplikasi pupuk.
  4. Pemangkasan. Pemangkasan/perempelan tunas dilakukan dengan memotong ujung tanaman (membuang daun yg muda) yang bertujuan membentuk cabang/tunas baru dengan jumlah 2-3 cabang. Agar tunas tersebut dapat digunakan lagi pada musim tanam berikutnya. Pemangkasan dilakukan pada bulan ke-4.
  5. Pengairan. Kondisi lahan awal tanam sd 5 bulan hendaknya selalu dalam keadaan lembab, tidak terlalu becek. Pada tanah yang kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan. Sistem yang baik digunakan adalah genangan sehingga air dapat sampai ke daerah perakaran secara resapan. Pengairan dengan sistem genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan apabila mengalami musim kering yang cukup panjang (3 minggu tidak hujan) yang terjadi pada periode usia tanaman dibawah 5 bulan.

Pengendalian Organisme Penggangu Tanaman (OPT)

Beberapa jenis OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang mengganggu tanaman singkong adalah :

  • Jamur Akar Putih

Hama ini sering menyerang tanaman singkong. Tanaman singkong yang terkena serangan berat pertumbuhannya dapat terganggu hingga membuat tanaman tersebut menjadi gagal panen.

Jamur akar putih berkembang dari umbi singkong yang tertinggal pada saat tanaman singkong dipanen, sehingga umbi membusuk dan menjadi tempat untuk jamur akar putih berkembang.

Tanaman singkong yang terkena oleh jamur akar putih ditandai dengan daun yang menguning dan berguguran, disekitar pangkal batang singkong terdapat benang-benang putih dan pertumbuhan vegetatif terhenti.

Oleh karena itu untuk mengendalikan jamur ini dapat dilakukan dengan menggunakan SUPERGLIO, dengan cara membuat campuran 1 sachet SUPERGLIO dengan 30 kg pupuk kandang. Campuran tersebut diperam dahulu selama sepekan  agar bahan aktif yang terkandung dalam SUPERGLIO bisa berkembang biak  dan kemudian disebar merata ke lahan seluas 1000m 2 .

  • Hama Uret (Xylenthropus).

Ciri: berada dalam akar dari tanaman. Gejala: tanaman mati pada yg usia muda, karena akar batang dan umbi dirusak. Pengendalian: Pengendalian hayati dengan mencampurkan 1 sachet SUPERMETA pada 25-50kg pupuk kandang, sebagai media dasar pencegahan uret per 1000m2 .

  • Hama Tungau Merah (Tetranychus bimaculatus).

Ciri: menyerang pada permukaan bawah daun dengan menghisap cairan daun tersebut. Gejala: daun akan menjadi kering. Pengendalian: semprot dengan TOP BN atau tanam varietas toleran dan menyemprotkan air yang banyak.

  • Penyakit Bercak Daun Bakteri (Xanthomonas manihotis).

Disebut juga Cassava Bacterial Blight/CBG. Gejalanya muncul bercak-bercak pada sudut daun lalu melebar dan mengakibatkan daun kering yang akhirnya mati. Pengendaliannya dengan menanam varietas yang tahan, memotong atau memusnahkan bagian tanaman yang sakit, melakukan pergiliran tanaman dan sanitasi kebun dan perendaman bibit dengan BIO SPF 10 cc/liter air, direndam selama ± 1 jam.

  • Penyakit Bercak Daun Coklat (Cercospora heningsii).

Penyebab: cendawan yang hidup di dalam daun. Gejala: daun bercak-bercak coklat, mengering, lubang-lubang bulat kecil dan jaringan daun mati. Pengendalian: melakukan pelebaran jarak tanam, penanaman varietas yang tahan, pemangkasan pada daun yang sakit serta melakukan sanitasi kebun an perendaman bibit dengan BIO SPF 10 cc/liter air, direndam selama ± 1 jam.

  • Penyakit Bercak Daun Konsentris (Phoma phyllostica).

Penyebab: cendawan yang hidup pada daun. Gejala: adanya bercak kecil dan titik-titik, terutama pada daun muda. Pengendalian: memperlebar jarak tanam, mengadakan sanitasi kebun dan memangkas bagian tanaman yang sakit an perendaman bibit dengan BIO SPF 10 cc/liter air, direndam selama ± 1 jam.

  • Penyakit Layu Bakteri (Pseudomonas solanacearum E.F. Smith).

Ciri: hidup di daun, akar dan batang. Gejala: daun yang mendadak jadi layu seperti tersiram air panas. Akar, batang dan umbi langsung membusuk. Pengendalian: melakukan pergiliran tanaman, menanam varietas yang tahan seperti Adira 1, Adira 2 dan Muara, melakukan pencabutan dan pemusnahan tanaman yang sakit berat dan perendaman bibit dengan BIO SPF 10 cc/liter air selama 1 jam.

  • Gulma.

Pada dasarnya pengendalian gulma untuk singkong paling baik adalah dengan manual (mencabut gulma sampai ke akarnya/penyiangan). Pengendalian kimiawi dikhawatirkan dapat mengenai dan merusak tanaman serta berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kandungan umbi.

Panen

Singkong dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang. Warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok. Umur panen tanaman singkong dapat mencapai 6–8 bulan untuk varietas Genjah, dan 9–12 bulan untuk varietas Dalam.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *