Budidaya Puyuh – Bag I – Jenis-jenis puyuh dan Manfaat

budidaya-burung-puyuh-petelur-dengan-suplemen-organik-vitto-g

Burung puyuh adalah sejenis unggas yang berukuran kecil namun gemuk dengan ekor sangat pendek, bersarang di permukaan tanah. Puyuh memiliki kemampuan untuk berlari dan terbang dengan kecepatan tinggi namun dengan jarak tempuh yang pendek. Burung puyuh memakan biji-bijian dan serangga serta mangsa berukuran kecil lainnya.
Beberapa jenis burung puyuh yang dipelihara di Indonesia diantaranya Coturnix-coturnix japonica, Coturnix chinensis (Blue Breasted quail), Turnic susciator,Arborophila javanica, dan Rollus roulroul yang dipelihara sebagai burung hias karena memiliki jambul yang indah.
Klasifikasi burung puyuh menurut Nugroho dan Mayun (1981) sebagai berikut :

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Aves (bangsa burung)
Ordo : Galiformes
Sub Ordo : Phasianoidae
Famili : Phasianidae
Sub Famili : Phasianidae
Genus : Coturnix
Species : Coturnix-coturnix japonica

Penentuan jenis kelamin dapat dilakukan dengan memperhatikan warna bulu. Umumnya pertumbuhan bulu lengkap pada burung puyuh dicapai pada umur 2-3 minggu. Bulu puyuh umur 3 minggu.

perbedaan puyuh jantan dan betina

Beberapa jenis puyuh yang beredar di Indonesia ;

1) Coturnix coturnix japonica

Puyuh ini pada awalnya diimpor dari Taiwan, Hongkong, dan Jepang. Coturnix-coturnix japonica mempunyai panjang badan sekitar 19 cm, berbadan bulat, berekor pendek, berparuh pendek dan kuat, serta berjari kaki empat dan berwarna kekuning-kuningan. Puyuh termasuk family Phasianidae dan ordo Galliformes, dapat menghasilkan telur sebanyak 250-300 butir per ekor selama setahun. Betinanya mulai bertelur pada umur 41 hari. Telurnya berwarna coklat tua, biru, putih dengan bintik-bintik hitam, coklat dan biru. Jantan dewasa diidentifikasikan dengan bulu-bulu berwarna coklat muda pada bagian atas kerongkongan dan dada yang merata. Betina dewasa warnanya mirip dengan jantan, kecuali bulu pada kerongkongan dan pada dada bagian atas warna coklat muda lebih terang, dihiasi totol-totol coklat tua

2) Coturnix Chinensis (Blue brested Quail)

Di Indonesia dinamakan puyuh pepekoh. Burung puyuh ini termasuk dalam suku Phasianidae. Puyuh jantan di bagian tenggorokannya terdapat warna hitam dengan garis lebar berwarna putih. Puyuh betina warnanya lebih muda, yaitu coklat muda pada muka, dada, dan perut dengan garis kehitaman. Kerongkongannya keputih-putihan.

3) Arborophila Javanica (Chesnut bellied Partridge)

Di Indonesia disebut puyuh gonggong Jawa. Puyuh ini berukuran sedang, panjang badan mencapai 25 cm. Ciri-cirinya mempunyai bulu kemerah-merahan, pada kepalanya terdapat tanda berbentuk cincin yang berwarna hitam. Ekornya melengkung ke bawah berwarna keabu-abuan. Sayapnya berwarna kecoklatan dengan totol-totol hitam.

4) Arborophila Orientalis (Grey Bellied Partridge)

Di Indonesia disebut puyuh gonggong biasa, tubuhnya berukuran medium dengan panjang 25 cm. Ciri-cirinya pada leher bagian samping terdapat warna coklat gelap dengan strip pada mata, dagu dan kuping yang letaknya tersembunyi berwarna putih. Punggung berwarna coklat dengan garis-garis hitam, sayap coklat dengan totol hitam. Dada coklat keabu-abuan dan perut keputih-putihan. Pinggul berwarna hitam bercampur putih, mata dan kaki berwarna kuning, paruh coklat kemerahan.

Budidaya Puyuh utamanya bertujuan ;

  • Produksi telur puyuh
  • Produksi daging puyuh, selain mempunyai nilai gizi tinggi juga mempunyai rasa yang lezat.
  • Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga.
  • Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat digunakan sebagai pupuk tanaman

Secara umum, pertumbuhan pada puyuh dipengaruhi oleh pakan, iklim dan genetik.

Pertambahan bobot badan merupakan tolak ukur kecepatan pertumbuhan biasanya ternak ditimbang berdasarkan pada satuan waktu tertentu. Pertumbuhan dapat diperlihatkan dengan adanya pertambahan bobot badan setiap minggunya dan laju pertumbuhan puyuh jantan dan betina terbesar yaitu pada minggu pertama dan ketiga yaitu 56,5 % dan 58,3 % (El Ibiary,
dkk., 1966).

Laju pertumbuhan dan pakan yang dikonsumsi berkorelasi positif
dimana semakin banyak ransum makanan yang dikonsumsi akan semakin besar pertambahan bobot badan yang dicapai Laju pertumbuhan puyuh jantan dan betina akan menurun setelah berumur 5-6 minggu dan perbedaan kecepatan pertumbuhan antara puyuh jantan dan betina akan terlihat berumur 6 minggu.

Hal ini diperlihatkan oleh bobot badan puyuh dimana pada akhir periode pertumbuhan, pertambahan bobot badan semakin kecil dan terjadi perbedaan bobot badan, dimana puyuh betina lebih berat dari puyuh jantan. Pada kira-kira umur enam minggu bobot badan jantan antara 110-130 gram dan betina 120-160 gram.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *