Tumpangsari budidaya kacang benguk untuk pengendalikan alang-alang / gulma

Kacang kara benguk ( Mucuna Pruriens sp )

Kacang kara benguk ( Mucuna Pruriens sp )

Kesuburan tanah ditentukan oleh tekstur, struktur dan porositas, kandungan hara dan pH serta keberadaan mikrobia yang menguntungkan bagi tanah. Untuk mempertahankan kesuburan tanah dibutuhkan tanaman penutup tanah.

               Disamping sebagai tanaman pangan, kacang benguk (karabenguk) / Mucuna pruriens sp dapat digunakan sebagai tanaman penutup tanah. Tanaman penutup tanah yang baik memiliki pertumbuhan yang cepat, tidak mengambil hara tanah dalam jumlah besar, menghasilkan banyak serasah, memiliki nilai penutupan tanah yang tinggi, mampu memperbaiki sifat tanah dan mampu mengendalikan gulma.
Teknologi mengembalikan kesuburan tanah telah dicoba menggunakan alley cropping atau tanaman lorong dengan lamtoro gung / Leucaena leucocephala sp  dan Gliricide / Gliricidae sepium spkacang benguk / Mucuna pruriens dan akasia Acacia auriculiformis sp. Selain itu karabenguk juga digunakan untuk mengendalikan alang-alang. Kacang benguk merupakan legum atau kacang-kacangan yang tumbuh cepat sebagai tanaman penutup tanah di daerah tropika basah, namun berakar dangkal di tanah masam, sehingga sangat cocok dibudidaya di daerah Kalimantan.
Untuk mengurangi kerusakan tanah secara luas, digunakan tanaman penutup tanah yang antara lain kacang benguk / kara benguk.

Sebagai tanaman penutup tanah, tebal tajuk kara benguk dari waktu ke waktu lebih tinggi dibanding tanaman penutup tanah konvensional. Persentase penutupan kacang benguk / karabenguk di musim kemarau juga lebih tinggi pada bulan ke 1 dan 2 namun pada 12 bulan ke 3 sama atau lebih tinggi tanaman penutup tanah konvensional. Dengan demikian kacang benguk / karabenguk sebagai penutup tanah lebih baik dibanding tanaman penutup tanah konvensional selama tanaman hidup di lapangan.

                  Kacang benguk / Kara benguk mampu mengendalikan gulma yang didominasi lamuran lebih baik dibanding tanaman penutup tanah konvensional untuk jangka waktu selama musim tanam, namun untuk jangka waktu menahun, ada kecenderungan lebih baik tanaman penutup tanah konvensional. Kacang benguk/Kara benguk mampu menurunkan dominansi lamuran sebagai gulma tahunan.

                  Sebagai tanaman yang menggunakan energi masukan rendah, kacang benguk/ karabenguk akan cukup memberikan keuntungan ekonomi. Tanpa pestisida, pupuk buatan pabrik sehingga budidaya karabenguk juga ramah lingkungan.
Penanaman secara tumpangsari dengan jagung atau tanaman lain, akan meningkatkan keanekaragaman hayati, sekaligus mengurangi risiko kegagalan panen bagi petani. Kacang benguk akan mampu menggantikan sebagian kebutuhan kedelai yang hingga saat ini lebih banyak diperoleh secara impor, disamping rasa yang khas yang menyebabkan adanya penggemar tersendiri.

                   Sebagai bahan pangan, biji kara benguk dapat dibuat tempe serta berbagai hasil olahan yang lain. Protein yang terkandung penting untuk mencukupi kebutuhan bagi masyarakat di lahan kering.

                  Senyawa racun termasuk HCN yang terkandung hilang dengan perebusan dan perendaman selama 3 hari dengan penggantian air tiap hari . Zat-zat yang merugikan kesehatan seperti alkaloida, saponin, sianoglukosida dan asam-asam amino tertentu, sebagian besar rusak oleh pemanasan dan sebagian lagi larut dalam air (Handajani, 2002). Hijauan atau brangkasan tanaman dapat digunakan sebagai pakan ataupun pupuk hijau.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *