Ada apa dengan tanaman pisang anda?

budidaya pisang

budidaya pisang

Sejak awal tanam pisang , tentunya kita berharap bisa panen buahnya 1 tahun kemudian. Namun kenyataan banyak yang tidak panen akibat tanaman pisang mati ditengah perjalanannya, dengan ciri daun tiba-tiba menguning , mengering dan akhirnya tanaman mati. Jika batangnya dipotong melintang akan terdapat bercak-bercak merah di jaringannya. Ada apa dan apa sebabnya?

Penelitian tentang penyakit penyakit pisang ini sudah lebih dari 80 tahun yang lalu. Pekebun pisang sering mengabaikan tata cara berkebun dan sanitasi pra tanam , sehingga seringkali gagal panen. Penelitian tentang penyebabnya, diduga adalah jamur Fusarium oxysporum Sclecht.f.sp. ( dulu disebut Fusarium cubense) atau penyebab lain yaitu Layu Bakteri Pseudomonas solanacearum E.F.SM yang sering disebut “penyakit darah”/ Blood Disease Bacteria (BDB)..

Jamur tanah ini bisa bertahan lama (hingga 5 tahun) sebagai klamidiospora, bertahan hidup dalam akar tanaman yang sakit, rumput-rumputan dan tanaman pisang-pisangan Heliconia. Jamur ini masuk ke dalam akar tanaman pisang melalui akar, terutama akar yang luka. Penyakit ini menular lewat akar tanaman sakit ke tanaman sehat, alat pertanian, dan pengairan.

Penyakit ini akan berdampak besar di jenis tanah aluvial yang masam. Ditanah geluh ringan dan bertekstur pasir penyebaran dapat cepat meluas.

Penyakit darah /Blood disease bacteria (BDB) pada pisang

Sedangkan pada penyakit darah, seluruh bagian dalam tanaman mengalami perubahan warna kemerahan dan berlendir, yang mengandung banyak sekali bakteri. Penyebaran penyakit darah ini lebih bervariasi, bisa lewat serangga, angin, air, alat pertanian bahkan penggunaan bibit terinveksi juga banyak menjadikan penyebaran penyakit ini cepat meluas.

Dari kedua jenis penyakit yang berpotensi merugikan tanaman pisang tadi, ternyata telah diketahui jenis jamur atau bakteri lah penyebabnya. Penelitian terkini tentang penggunaan agens hayati sebagai penyeimbang makin berkembang , dan hasilnya kita kembangkan dalam satu kemasan teknologi yang sangat praktis untuk diaplikasikan di lapangan untuk kemaslahatan umat manusia, disamping syarat-syarat lain dalam berbudidaya yang harus dilakukan, sehingga mampu menekan seminimal mungkin munculnya potensi kerusakan pada tanaman akibat jamur dan bakteri tersebut diatas.

Teknologi Mosa Mandiri dengan merek SUPERGLIO yang berbahan aktif Gliocladium sp, dan Trichoderma sp, untuk penyebab penyakit jamur , sedangkan untuk penyakit BDB dengan BIO SPF yang merupakan solusi tepat guna, praktis dan ekonomis yang bisa membantu memelihara keseimbangan ekosistem mikroorganisme, sehingga aman bagi makhluk hidup dan berdampak positif bagi lingkungan dan tanaman budidaya kita

Cara aplikasinya sangat mudah :

  1. Campurkan 1 sachet SUPERGLIO (100 gr) pada 25-30 kg pupuk kandang yang sudah jadi, peram selama 2 minggu dengan rutin dibolak-balik agar spora agens berkembang dan merata.
  2. Ambil pupuk kandang tadi dan jadikan media dasar untuk penanaman pisang yang baru.
  3. Jika bibit sudah terlanjur ditanam sebelum mendapatkan SUPERGLIO, bisa dikocorkan didekat batang hingga merata. Lakukan pengocoran disore hari.
  4. Sedangkan untuk BIO SPF ,bibit pisang direndam dengan larutan BIO SPF selama 12-24 jam untuk memberikan imunisasi tanaman.
  5. Perendaman dengan dosis 1 sdm per 5 liter air bersih , sebelum ditanam.
  6. Sisa larutan perendaman BIO SPF bisa dikocorkan ke tanaman baru.
  7. Penggunaan agens hayati akan efektif selama waktu aplikasinya tepat, dan berani meninggalkan pengunaan pestisida kimia yang menjadi musuh utama agens hayati.

 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *