Penyakit Busuk Pangkal Batang pada Kelapa Sawit

Penyakit ganoderma pada sawit yang dikenal juga busuk pangkal batang pada sawit mengakibatkan tumbang

Penyakit ganoderma pada sawit yang dikenal juga busuk pangkal batang pada sawit mengakibatkan tumbang

Penyakit busuk pangkal batang pada kelapa sawit ini merupakan sebutan lain dari gejala serangan penyakit Ganoderma ( Akar Merah) pada sawit.

Tanaman Inang :  Sawit (Elaeis guinensis)

Penyebab penyakit : Jamur Ganoderma boninense Pat . 

Morfologi Patogen :         

Ganoderma sp tergolong kelas Basidiomycetes. Jamur  patogen membentuk tubuh buah pada pangkal batang tanaman inang. Terbentuknya tubuh buah menunjukkan tingkat keparahan penyakit akar merah / busuk pangkal batang pada sawit.

Mula mula tubuh buah berbentuk bongkol kecil berwarna putih. Selanjutnya tubuh buah berkembang membentuk kipas tebal. Tubuh buah tumbuh berdekatan saling menutupi dan bersambungan.

Jamur ganoderma boninense yang tumbuh pada pangkal batang sawit mengakibatkan pembusukan dan pada akhirnya sawit menjadi roboh/tumbang

Jamur ganoderma boninense yang tumbuh pada pangkal batang sawit mengakibatkan pembusukan

Permukaan tubuh buah berwarna cokat muda hingga coklat tua, saat masih muda mengkilat . Lapisan bawah tubuh buah merupakan lapisan pori tempat terbentuk basidium dan basidiospora.

Biakan Ganoderma boninense berkembang dengan baik pada suhu 27 – 30 o C dan pH 3,5 – 5,0 dengan media selektif.

Gejala Penyakit :

Penyakit ini juga dikenal dengan penyakit busuk pangkal batang (BPB) pada kelapa sawit. Gejala penyakit dapat diketahui denga melihat mahkota daun. Daun muda/ janur jumlahnya lebih banyak daripada biasanya. Daun tua layu, patah pada pelepahnya dan menggantung di sekiar batang.

Serangan parah ganoderma pada sawit akan menyebabkan busuk pangkal batang sehingga sawit pada akhirnya akan roboh / tumbang.

Penyakit BPB dapat menyerang tanaman mulai dari bibit hingga tanaman tua, tetapi gejala penyakit biasanya baru terlihat setelah bibit ditanam di kebun. Gejala serangan pada tanaman belum menghasilkan terlihat daun menguning dan mengering serta nekrosis dari pelepah bawah terus ke pelepah atas, terjadi pembusukan pada pangkal batang, tanaman mengering dan mati.

Daur Penyakit :

Jamur Ganoderma bersifat fakultatif, sehingga penyakit sangat potensial menyerang tanaman pada lahan yang sebelumnya sudah terserang..

Meskipun bibit kelapa sawit yang ditanam bebas dari inokulum Ganoderma sp.namun bila ditanam pada areal yang sudah terinfeksi ganoderma dalam kualitasdan kuantitas yang tinggi maka tanaman tersebut tetap akan terserang.

Fungi akar merah ini menular melalui kontak akar tanaman sehat dengan akar tanaman sakit atau mati. Pada daerah dengan kelembaban tinggidan pH tanah antara 6,0 – 7,0 pertumbuhanfungi ini lebih baik dibandingkan pada tanah dengan pH 4,0 – 5,5.

Cara Pengendalian:

  • Penggunaan agens hayati yang berbahan aktif Gliocladium sp dan Trichoderma harzianum sangat nyata dalam menekan laju infeksi penyakit akar merah / Ganoderma. Misalnya dengan agens hayati MOSA GLIO. Perlakukan pada pembibitan dan tanaman di lahan dengan MOSA GLIO adalah cara yang efektif dan efisien mengendalikan penyakit busuk pangkal batang  pada sawit karena serangan ganoderma ini .

Cara aplikasi pertama :

Satu sachet MOSA GLIO  isi 100 gr dicampur dengan 50 kg pupuk kandang yang sudah matangkemudian diperam selama satu minggu di tempat yang teduh dan terlindung dari hujan.

Campuran pupuk kandang dengan MOSA GLIO  sebanyak 50 kg digunakan untuk 15 tanaman. Campuran pupuk kandang dan MOSA GLIO ditebar disekeliing batang dengan cara membuat paliran tempat menebar kemudian ditutup lagi dengan tanah. Tiap tanaman diberikan 3,3 kg campuran

Cara aplikasi kedua:

Satu sachet MOSA GLIO  isi 100 gr dicampur dengan 150 liter air. Larutan 150  liter bisa digunakan untuk 15 tanaman. Tiap batang diberi larutan 10 liter air.

Pengocoran dilakukan merata dari batang sampai  radius 1- 2 meter dari batang. Sehingga kebutuhan campuran ini kira-kira 10  liter per batang.

Tindakan pengocoran ini bisa diulangi tiap 4 bulan pada tahun pertama, untuk tahun selanjutnya frekuensi aplikasi bisa dikurangi, karena jamur  Trichoderma harzianum dan Gliocladium  sp kemungkinan sudah banyak memperbanyak didi di dalam tanah.


Pustaka :

1. Semangun., H.(2008), Penyakit Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia, Gadjahmada University Press, Yogyakarta, 835 hlm , halaman 149.

Mungkin Anda juga menyukai

2 Respon

  1. hermanto berkata:

    berapa harga satu bungkus mosa glio pak

    • adam irawan berkata:

      Untuk mendapatkan produk MOSA GLIO/Superglio, lebih jelasnya silahkan telp atau wa nomor kami saja pak. Terima kasih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *